Wednesday, September 16, 2015

Review Buku Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan Jilid 2 
oleh Michael P Todaro dan Stephen Smith

BAB SEBELAS
Perumusan Kebijakan Pembangunan dan Peranan Negara

Pemerintah telah memainkan peran penting dalam keberhasilan pembangunan di negara-negara Asia Timur. Di bagian lain dunia, termasuk sejumlah negara di Afrika, Amerika Latin dan Karibia, serta dibeberapa negara yang sedanfg mengalami masa transisi, pemerintah justru menjadi semacam penghambat bagi pembangunan dan bukan menjadi fasilitator, serta menghalangi mekanisme pasar alih-alih membantu perkembangannya agar dapat berperan dalam mensukseskan pertumbuhan dan pembangunan di negaranya. Masalah yang sebenarnya adalah bagaimana cara mencapai keseimbangan yang tepat antara pasar swasta dan kebijakan publik.


Hakikat Perencanaan Pembangunan

Konsep-konsep dasar
Perencanaan ekonomi diartikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pemerintah untuk mengoordinasikan segenap proses pembuatan keputusan ekonomi dalam jangka panjang, serta untuk mempengaruhi , mengarahkan dan dalam beberapa kasus tertentu.

Perencanaan di Negara-Negara Berkembang yang Menganut Sistem Perekonomian Campuran
Sebagaian besar rencana pembangunan ternyata telah dirumuskan dan dilaksanakan dalam kerangka kerja atau sistem perekonomian campuran negara-negara berkembang. Sistem perekonomian campuran ini adalah sistem yang mengakui dan menerapkan fungsi pasar serta perencanaan negara secara sekaligus.

Logika Perencanaan Pembangunan
Telah diterimanya pranata perencanaan sebagai suatu instrumen pokok pembangunan secara luas itu bertolak dari sejumlah alasan atau logika ekonomi dan institusional yang bersifat mendasar. Dari sekian banyak logika, kita bisa menunjuk empat buah diantaranya yang paling sering dikemukakan, sebagai berikut :
a.    Kegagalan pasar
b.    Mobilisasi dan alokasi sumber daya
c.    Dampak perilaku atau psikologis
d.    Bantuan luar negeri

Ekonomi Pasar
Prasyarat sosiokultural dan syarat-syarat ekonomi
Untuk menciptakan suatu sistem pasar yang bisa berfungsi dengan baik diperlukan sejumlah prasyarat sosial, institusional, legal dan kultural yang bersifat khusus  yang sayangnya amat kurang ditemukan di negara-negara dunia ketiga.
1.    Adanya kepercayaan masyarakat secara keseluruhan
2.    Kepastian hukum dan ketertiban
3.    Perlindungan keamanan terhadap manusia dan harta benda milik pribadi
4.    Adanya susasan atau iklim persingan yang seimbang dengan kerja sama
5.    Pembagian tanggung jawab dan penyebaran kekuasaan secara tepat
6.    Kesadaran sosial di masyarakat


BAB DUABELAS
Teori Perdagangan dan Pengalaman Pembangunan

Perdagangan dan Keuangan Internasional : Beberapa Isu Penting
Perdagangan internasional sering memainkan peranan yang sangat penting meskipun terkadang bukanlah peranan yang baik di sepanjang sejarah pembangunan negara-negara berkembang. Dalam tahun-tahun belakangan ini, banyak perhatian pada isu perdagangan dan pembangunan telah difokuskan untuk memahami keberhasilan ekspor yang spektakuler dari Asia Timur, Taiwan, Koreo Selatan dan perekonomian negara Asia Timur lainnya yang memolopori strategi ini, yang berhasil diikuti  oleh tetangganya yang jauh lebih besar.

Arti Penting Ekspor Bagi Berbagai Negara Berkembang
Meskipun angka-angka volume dan nilai ekspor negara-negara dunia ketiga secara keseluruhan merupakan indikator pola-pola perdagangan yang sangat penting bagi semua negara-negara dunia ketiga, tetapi angka-angka agregat itu cenderung menutupi makna relatif ekspor bagi kondisi dan kemantapan perekonomian di masing-masing negara-negara berkembang itu sendiri yang tentu saja berlainan satu sama lain.

Elastisitas Permintaan dan Gejolak Pendapatan Ekspor
Hasil akhir dari rendahnya elastisitas permintaan terhadap pendapatan itu adalah kecenderungan terus menurunnya harga relatif dari berbagai komoditi primer. Selain itu karena elastisitas permintaan terhadap harga atas komoditi-komoditi primer juga cenderung rendah, maka setiap pergeseran pada kurva permintaan atau kurva penawaran akan mengakibatkan gejolak harga yang tajam.

Teori Tradisional Tentang Perdagangan Internasional
Fenomena transanksidan pertukaran yang lazim disebut sebagai hubungan perdagangan itu merupakan komponen dasar kegiatan manusia di seluruh dunia dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang praktis terlibat dalam transaksi, mempertukarkan barang dengan sejumlah uang atau barang dengan barang secara langsung yang kita kenal dengan sebutan transaksi barter.
Teori Perdagangan dan Pembangunan: Argumen-Argumen Tradisonal
1.    Perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output negara.
2.    Perdagangan cenderung meningkatkan pemerataan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan dalam lingkup domestik maupun internasional.
3.    Perdagangan dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangungan mereka melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif.

Perdagangan yang Seimbang dan Penyesuaian Harga Internasional
Teori perdagangan internasional sama halnya dengan model-model ekuilibrium-umum persaingan sempurna lainnya dalam ilmu ekonomi, bukan hanya sebuah model yang didasarkan pada asumsi full employment, akan tetapi juga merupakan sebuah model yang menganggap segenap harga produk dan sumber daya domestik maupun internasional selalu fleksibel serta mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap berbagai perubahan kondisi penawaran dan permintaan.
  
BAB TIGA BELAS
Perdebatan tentang Kebijakan Perdagangan: Promosi, Ekspor,
Subsitusi Impor, dan Integritasi Ekonomi

Strategi-Strategi Perdagangan bagi Kepentingan Pembangunan: Strategi Promosi Ekspor Versus Strategi Subsitusi Impor
Menurut rumusan Paul Streeten, kebijakan-kebijakan pembangunan yang berorientasi ke luar adalah suatu rangkaian kebijakan yang tidak hanya mendorong berlangsungnya perdagangan bebas tetapi juga memungkinkan pergerakan secara bebas atas faktor-faktor produksi (modal, tenagam kerja), perusahaan- perusahaan dan para pelajar, perusahaan yang multinasional dan suatu sistem komunikasi yang terbuka. Sebaliknya, strategi atau kebijakan-kebijakan yang berorientasi ke dalam jauh lebih menekankan pada pentingnya usaha-usaha negara berkembang untuk menciptakan suatu pendekatan pembangunan mandiri yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi pembangunannya agar mereka lebih mampu mengendalikan atau menentukan nasibnya sendiri.

Promosi Ekspor: Berorientasi Ke Luar dan Menghadapi Hambatan-Hambatan Perdagangan
Promosi ekspor yang dilakukan negara-negara berkembang baik itu terhadap produk-produk primer maupun sekunder, sejak lama dipandang sebagai salah satu unsur utama dalam setiap startegi pembangunan jangka panjang yang dapat diandalkan. Daerah-daerah jajahan di Asia dan Afrika yang kaya akan unit-unit usaha pertambangan dan perkebunan (milik pihak asing) merupakan contoh klasik dari wilayah yang menerapkan kebijakan-kebijakan berorientasi ke luar bagi produk-produk primernya.
Nilai Tukar Valuta Asing, Pengawasan Devisa dan Keputusan Devaluasi
            Nilai tukar resmi adalah suatu patokan di mana bank sentral negara yang bersangkutan bersedia melakukan transaksi mata uang setempat dengan mata uang asing di pasar-pasar valuta asing yang telah ditentukan. Nilai tukar resmi atas suatu mata uang lokal (negara-negara selain Amerika Serikat) biasanya dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat- sekian peso, real, pound, rupee, bath, rupiah, shilling atau yen per dollar.
            Nilai tukar resmi valuta asing tidak selalu ditetapkan persis sama atau mendekati harga ekuilibrium ekonomi untuk valuta asing, yaitu harga yang ditetapkan oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran terhadap suatu valuta tanpa adanya pengaturan atau intervensi dari pemerintah (murni didasarkan pada mekanisme pasar). Nilai tukar resmi dikatakan berlebihan apabila harga resmi valuta asing ditetapkan pada suatu tingkat, tanpa restriksi atau pengawasan lebih lanjut dari pemerintah, akan menimbulkan kelebihan permintaan atas valuta asing sehingga di sisi lain kuantitas mata uang domestik dengan sendirinya menjadi berlebihan.

BAB EMPAT BELAS
Neraca Pembayaran, Utang Negara-Negara Dunia Ketiga, dan Kontrovensi Stabilitas Makroekonomi
Neraca Pembayaran
Komponen pertama dari neraca pembayaran adalah neraca transaksi berjalan, yaitu sebuah neraca yang berfokus pada transaksi ekspor dan impor (barang maupun jasa), pendapatan investasi, pembayaran cicilan dan pokok utang luar negeri serta saldo kiriman dan transfer uang dari dan ke luar negeri baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun kalangan swasta (individual). Selanjutnya komponen neraca pembayaran kedua adalah neraca modal, yaitu mencatat antara lain nilai investasi pihak swasta asing secara langsung, terutama yang dilakukan oleh atau yang berasal dari perusahaan-perusahaan multinasional, pinjaman luar negeri yang diberikan oleh perbankan swasta internasional serta pinjaman dan hibah dari pemerintah negara-negara lain. Komponen ketiga dan yang terakhir dari neraca pembayaran adalah neraca tunai atau lebih sering disebut sebagai neraca cadangan internasional, yakni suatu transaksi L. Pada dasarnya transaksi ini hanya merupakan transaksi penyeimbang (sama halnya dengan transaksi M, yakni suatu transaksi yang mencatat kesalahan dan penghapusan guna mengakomodasikan selisih-selisih statistik.

Pembiayaan (penutupan) dan Pengurangan Angka Defisit Neraca Pembayaran
Pemerintah Negara berkembang dalam menghadapi atau menutupi deficit neraca pembayaran harus menguras cadangan internasionalnya, kemudian pemerintah Negara-negara berkembang itu memiliki beberapa macam pilihan kebijakan, yang pertama, mereka dapat berusaha memperbaiki kondisi neraca pembayaran itu melalui promosi ekspor atau pembatasan impor atau dengan melaksanakan kedua-duanya. Alternative kedua yaitu dengan cara berusaha memacu investasi (baik investasi asing swasta secara langsung maupun investasi portofolio) serta meningkatkan pinjaman dari bank-bank komesial internasional, atau mencari lebih banyak bantuan dari pemerintah asing. Alternative yang terakhir adalah dengan cara berupaya memodifikasi dampak-dampak yang merusak dari deficit neraca pembayaran yang kronis melalui peningkatan jumlah cadangan moneter resmi atau cadangan saham lainnya.

Krisis Utang Pada Dekade 1980-an
            Sesungguhnya bibit-bibit dari krisis utang pada decade 1980-an itu telah ditanam pada periode tahun 1974 – 1979, saat itu terjadi ledakan pinjaman internasional yang hebat, yang dipercepat dengan kenaikan harga-harga minyak oleh OPEC. Sehingga terjadi lonjakan utang yang signifikan, namun, meskipun demikian Negara-negara berkembang masih sanggup menanggungnya, berkat kondisi iklim ekonomi internasional pada masa itu yang bersifat mendukung.
Lonjakan jumlah utang Negara Dunia Ketiga terjadi pasca lonjakan harga minyak pertama itu, atmosfer perekonomian internasional yang cukup pisitif dan kondusif memungkinkan Negara berkembang untuk memacu pertumbuhan ekonominya untuk melaksanakan kewajiban pelunanasan utang luar negrinya, namun periode tersebut tidak bertahan lama, kejutan melonjaknya harga minyak kedua yang terjadi pada tahun 1979 meluruhkan berbagai kondisi ekonomi internasional yang kondusif bagi berlangsungnya arus perkreditan arus internasional pada periode sebelumnya.
  
Upaya Penanggulangan : Intensibilitas Makroekonomi, Kebijakan-kebijakan Stabilitas IMF, serta Berbagai Kelemahannya.
Program stabilisasi IMF
Dari rangkaian berbagai masalah yang di pacu oleh instabilitas makroekonomi yaitu lonjakan inflasi domestic yang dibarengi pula dengan anggaran pemerintah yang memburuk dan deficit neraca pembayaran. Adalah dengan pelaksanaan renegosiasi dengan bank-bank swasta internasional. Gagasan dasarnya adalah melalui renegosiasi itu, bias diharapkan masa pembayaran utang akan diperpanjang dan suku bunganya bias direndahkan atau untuk mendapatkan pinjaman tambahan dengan syarat syarat yang ringan. Tetapi sebelum konsursium bang internasional bersedia mempertimbangkan untuk memberikan keringanan tersebut, mereka menuntuk agar Negara pengutang yang bersangkutan untuk terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari IMF. Yakni dengan melaksanakan kebijakan-kebijakan stabilitas.
            Pada dasarnya terdapat empat komponen dasar yang terkandum dalam program stabilitasi IMF, yakni;
1.    Penghapusan atau leberalisasi atas control pihak pemerintah terhadap lalu lintas devisa impor.
2.    Devaluasi nilai tukar resmi mata uang domestic Negara-negara berkembang yang seringkali terlalu tinggi.
3.    Pemberlakuan program-program antiinfalmasi domestic serba ketat
4.    Peningkatan u[paya untuk menarik danan investasi asing dan pembukaan perekonomian terhadap hubungan-hubungan komersial internasional.
Strategi Untuk Melepaskan Diri Dari Utang
            Banyak usulan yang telah diajukan untuk meringankan atau merenegosiasi beban utang Negara-negara pengutang terbesar, usulannya pun bervariasi, yakni mulai dari alokasi baru sejumlah SDR sampai dengan program restrukturisasi dalam dasar-dasar utang yang lebih memihak Negara-negara berkembang, pembayaran pokok pinjaman yang telah terlanjur jatuh tempo selam periode konsilidasi selama kurun waktu tertentu.
Apakah Masalah Utang ini Telah Teratasi? Mereka Yang Menang dan Yang Kalah.
            Para bbankir komersial dan para pelaku keuangah internasional di Negara-negara maju secara sepihak menyatakan bahwa krisi utang tersebut telah berlalu sejak ditanda tanganinya kesepakatan penyelesaian utang yang mirip dengan usaha Brady denga pemerintah Argentina pada bulan april 1992, dengan pemerintah Brasil pada bulan juli 1992. Dengan adanya kesepakatan seperti itu,  kalangan perbankan internasional sudah menutup buku utang Negara-negara dunia ketiga. Namun pada data justru menunjukan penguatan utang yang semakin serius, ini dialami oleh Negara- Negara Afrika, ini membuktikan bahwa  Negara-negara miskin hanya merasakn sedikit, jika ada penghapusan utang. Sebagai akibat dari penerapan program-program stabilitas IMF yang serba ketat guna mengatasi krisis neraca pembayaran dan beratnya beban pelunasan utang, banyak Negara-negara berkembang pengutang terbesar yang justru terpuruk dalam laju pertumbuhan dalam laju pertumbuhan ekonomi yang negatif, kemorosotan komsumsi perkapita, serta menurunkan tingkat investasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi serta memperbaiki taraf hidup masyarakat banyak dimasa-masa mendatang.
            Untungnya pada akhir decade 1990-an, IMF mulai menunjukan flesibilitasnya dan kemauannya untuk memodifikasi resepnya, sesuai dengan beragam penyakit yang diderita oleh pasiennya. Resep ini lebih masuk akal, lebih manusiawi, dan lebih banyak mengandung tindakan yang diujukan bagi pembangunan daripada resep-resep beracun yang dituliskan pada paket stabilitas sebelumnya.

  
BAB LIMA BELAS
KEUANGAN, INVESTASI, DAN BANTUAN LUAR NEGRI : KONTROVERSI DAN PELUANG.

Arus Internasional Sumber Daya Keuangan.
            Arus internasional yang terwujud dalam dua bentuk, bentuk yang pertama adalah penanaman modal asing langsung yang dilakukan pihak swasta dan investasi portofolio. Sedangkan bentuk yang kedua adalah bantuan pembangunan resmi pemerintah dan swasta, bantuan luar negri yang berasal dari pemerintah suatu Negara secara individual atau dari beberapa pihak secara bersama (multilateral) melalui perantara lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang kebanyakan bekerja secara langsung dilingkup daerah pada Negara-negara berkembang.

Penanaman Modal Asing Swasta Secara Langsung dan Perusahaan-Perusahaan Multinasional.
            Perusahaan multinasional pada dasarnya adalah sebuah perusahaan raksasa yang menjalankan, memiliki serta mengendalikan operasi bisnis atau kegiatan-kegiatan usahanya lebih dari suatu Negara.
Pertumbuhan penananaman modal asing secara langsung/PMA yang dilakukan oleh pihak swasta 90 % tertuju pada Negara-negara industri maju dan sebagian Negara-negara berkembang yang perekonomiannya paling dinamis dan pertumbuhannya relative pesat. Ini tidak terlepas dari tujuan perusahaan multinasional yang tidak tertarik untuk menunjang pembangunan suatu Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya memaksimalkan keuntungan atau tingkat pengembalian investasi atas setiap sen modal yang mereka tanam.

Perusahaan-perusahaan Multinasional: Ukuran, Pola dan Tren
Terdapat dua karakteristik pokok dari perusahaan multinasional, yaitu ukuran yang luar biasa besar dan kenyataan bahwa operasi bisnis mereka yang tersebar keseluruh dunia itu cenderung dikelola secara terpusat oleh para pimpinanya di markas besar induk perusahaan atauy kantor pusatnya yang berkedudukan di Negara asal.
Secara historis, perusahaan multinasional menitik beratkan usaha mereka dalam bidang industri ekstraktif (sekedar mengambil kekayaan alam yang terpendam) dan komoditi-komoditi primer, misalnya minyak bumu, bahan-bahan mineral non minyak bumi dan usaha perkebunan, namun dewasa ini aktivitas produksi perusahaan multinasional semakin mengarah ke sector pengolahan (manufaktur) dan jasa-jasa.

Penanaman Modal Asing: Beberapa Pendapat Pro dan Kontra Mengenai Kehadiran serta Perananya Dalam Pembangunan.
            Kontroversi dibidang ekonomi terkait dengan penanaman modal asing sebenarnya tidak mempersoalkan tentang pengaruh perusahaan multinasional terhadap ukuran ekonomi tradisional, namu bagaimana hubungan-hubungan ataupun relevansi antara aktivitas perusahaan multinasional yang beragam itu dengan makna social-ekonomis yang fundamental dari proses pembangunan.
            Argumen yang mendukung penenaman modal asing sebagian besar berasal dari analisis treori neoklasik tradisional dan teori pertumbuhan. Menurut analisis ini penanaman modal asing (dan juga bantuan luar negri) merupakan sesuatu yang sangat positif, karena hal tersebut dapat mengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, cadangan devisa, penerimaan pemerintah, dan keahlain manajerial yang terdapat di Negara penerimaannya dengan tingkat kesediaan yang dibutuhkan untuk dapat mencapai target-target pertumbuhan dan pembangunan.
Argumen lain yang muncul yang menantang penanaman modal swasta asing secara umum terdiri dari dua argument dasar, yaitu argument yang semata-mata bersifat ekonomis dan argument yang lebih bersifat filosofis atau ideologis. Secara ekonomis argemen tentang penanaman modal swasta asing di tantang astas dasar beberapa pemikiran dan fakta-fakata, diantaranya dampak-dampak yang dihasilkan dari operasi perusahaan [ada proses pembangunan Negara tuan rumah dalam kenyataanyya sangat tidak merata, mereka lebih cenderung memperhatikan manajer di sector yang memiliki penghasilan yang cukup tinggi.
Namun sesungguhnya intisari perdebatan argument yang disampaikan terletak pada perbedaan ideology dan pertimbangna tata nilai mengenai hakekat dan makna dasar dari pembangunan ekonomi dan sumber-sumber pokok yang menjadi titik tolaknya untuk tumbuh. Sedangkan kalangan yang menantang mandasarkan sikapnya pada pemikiran dan keyakinan akan pentingnya pengawasan nasional terhadap segenap alktifitas perekonomian domestic, serta pada usaha mengurangi dominasi dari hubungan ketergantungan antara pemerintah Negara-negara dunia ketiga dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang sangat kuat tersebut.

Investasi Portofolio Swasta: Berkah Atau Musibah Bagi Negara-Negara Berkembang?
            Pada awalnya arus portofolio swasta di bursa-bursa efek disam,but secara positif, karena dana-dana tersebut memang berpotensi sebagai wahana untuk meningktalkan modal bagi perusahaan-perusahaan domestic. Berfungsinya bursa efek local dengan baik yang pertumbuhannyya akan dipersubur oleh aruys portofolio tersebut. Ini jika di tinjau dari persfektif Negara-negara berkembang.
Dari segi persfektif kebuijakan pemerintah Negara-negara berkembang, yang menjadi maslaha adalah apakah arus dana investasi portofolio yang berskala besar dan penuh gejolak ke dalam bursa-bursa saham dan pasar-pasar obligasi jangka pendek mereka bersifat mendukung stabilitas, atau justru berpotensi menggoyahkan stabilitas di pasar uang dan perekonomian mereka secara keseluruhan.
            Pada dasarnya, meskipun arus-arus keuangan potofolio swasta telah mnegalami peningkatan dan selanjutnya mengalami penurunan secara dramatis pada decade-dekade terakhir ini, gejolak dalam arus keuangan tretap bereaksi terhadap selisi suku bunga global.


BAB ENAM BELAS
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL BAGI PEMBAGUNAN
Peranan Sistem Keuangan (Moneter)
            Sektor moneter menyediakan enam fungsi utama, yaitu menyediakan jasa pemabayaran, menghubungkan para penabung dan investor, menghasilkan dan menyebarkan informasi, mengalokasikan pinjaman secara efisien, risiko penentuan harga, risiko pengumpulan dan risiko perdaganganserta berfungsi untuk meningkan likuiditas asset.

Jalan Panjang Dan Berliku Menuju Stabilitas makroekonomi
            Stabilitas Makroekonomi memiliki tiga tujuan pokok yaitu: mengendalikan tingkat inflasi yang terlampau tinggi  dan cenderung tidak terkendali, memperbaiki keseimbangan fiscal melalui pengurangan anggaran belanja pemerintah, peningktan pendapatan pemerintah melaluin kenaikan pajak-pajak kekayaan dan penghasilan baik untuk badan usaha atau perorangan dan mereformasi system moneter nasional secara keseluruhan, serta menghapus deficit neraca transaksi berjalan melalui pengendalian nilai tukuar uang domestic (devaluasi) dan penggalakan ekspor.
Perbedaan antara system keuangan di Negara-negara maju dan di Negara-nagara berkembang
            Pada dasarnya, kebijakan moneter bekerja pada dua variable ekonomi utama, yaitu jumlah (tingkat penawaran) uang berdar agregat, serta tingkat suku bunga. Inti dari teori monetoris adalah mengemukakan bahwa dengan mengendalikan pertumbuhan  jumlah uang yang beredar, maka poemerintah Negara-negara maju akan dapat mnegatur kegiatan perekonomian nasional mereka secara keseluruhan dan sekaligus juga mnegendalikan tingkat inflamasi.
            Sedangkan institusi pasar dan lembaga-lembaga keuangan di banyak Negara-negara berkembang justru sangat tidak teratur, terkotak-kotak tanpa sentralisasi pengawasan, dan bahkan sering kali tergantung pada pihak luar. Oleh karena itu orientasi merekapun sama dengan perusahaan-perusahaan multinasional, yang lebih mnitikberatkan perhatiannya pada kepada situasi-situasi moneter eksternal dan cenderung mengabaikan situasi-situasi internal.
Peranan Bank sentral
Peranan bank sentral di Negara maju mempunyai tanggung jawab dan kekuasaan eksekutif yang sangat besar. Adapun fungsinya:
1.    Mencetak, MENDISTRIBusikan, serta mengawasi mata uang domestic dan mengelola cadangan devisa nasional
2.    Bertindak dan berfungsi selaku banker pemerintah
3.    Bank sentral berfungsi sebagai “bank unutk bank” (terhadap bank-bank komersial domestic)
4.    Manjal;ankan fungsi dan kedudukan sebagai regulator terhadap seluruh lembaga keuangan
5.    Bertindak selaku operator atau pelaksana kebijakan dan perkereditan nasional.
Sementara itu jauh berbeda dengan peranan bank sentral oleh Negara-negara berkembang. Perekonomian di Negara-negara berkembang hanya berkutat pada segelintir prodek ekspor, tetapi sangat rakus terhadap produk-produk impor yang beraneka ragam. Control terhadap harga-harga relative diluar dari jangkauan mereka.
            Dalam kondisi sperti ini bak sentral di Negara-negara berkembang hanyalah berusaha menanamkan kepercayaan diantara penduduk setempat dan para mitra dagang asing terhdap kredibilitas mata uang domestic sebagai alat pertukaran dan menyimpan kekayaan yang aman dan stabil, serta terhadap kecermatan, keandalan dan tanggung jawab system moneter domestic.

Kebijakan Fiskal Untuk Pembangunan
Stabilitas Makro dan Mobilisasi Sumber Daya
            Sebagian besar upaya stabilisasi makroekonomi berfokus pada pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam rangka mencapai keseimbangan neraca anggaran.
Penarikan Pajak: Langsung dan Tidak Langsung
            Pajak langsung merupakan pajak yang ditarik dari orang-orang secara pribadi, perusahaan dan property. Pajak ini berkontirbusi 30% hingga 40% dari pendapatn pajak total bagi sebagian besar Negara berkembang. Sedangakan pajak tidak langsung merupakan sumber utama pendapatan fiscal bagi Negara berkembang seperti bea impor dan ekspor dan cukai.

Administrasi Negara: Sumber Daya Yang Paling langka
            Hampir semua birokrasi Negara-negara berkembang mengalami kelebihan pegawai rendahan dalam waktu bersamaan menagalami kekurangan pegawai tingkat atas yang terdidik dan berketarampilan tinggi. Negara-negara tersebut kekurangan manajer yang berkompoten dan mampu membuat keputusan-keputusan secara mandiri. System kepegawaian di pemerintahan biasanya tidak memadai sehingga personilnya bias diharapkan untuk menangani kompleksitas manajemen dari suatu perusahaan indistri yang dari waktu ke waktu terus mningkat. Masalh utama yang turut diperumit lagi oleh ketidak sesuaian system personalia risiko pemekaran birokrasi, keterbatassan tenaga-tenaga ahli yang bias diandalkan, rancunya mekanisme dan aneka prosedur kerja  dan seterusnya. Semuanya ini menggambarkan betapa    seriusnya masalah keterbatasan sumber daya manusia yang betul-betul berkualitas.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN adalah unit-unit ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah. Perusahaan-perusahaan Negara memainkan perananya yang sangat penting dalam perekonomian Negara-negara berkembang. Namun selain mendukung peningkatan total output serta formasi atau pembentukan modal nasional, disisi lain, perushaan-perusahaan Negara banyak juga menghabiskan sumber-sumber daya dan dalam beberapa kasus bahkan menjadi beban fisikal bagi pemerintahan.

Belanja Militer dan Pembagunan Ekonomi
Arti Penting dan Dampak Ekonomis
Ekspansi belanja militer yang berlangsung belakangan ini di Negara-negara dunia ketiga memunculkan perdebatan hangat mengenai dampak belanja militer tersebut terhdap kondisi dan pembangunan ekonomi Negara-negara dunia ketiga, yang secara umum masih sangat kekurangan sumber daya dan mereka pun harus menanggung biaya opurtunitas dari belanja militer yang sangat mahal. Orang-orang yang mendukung pembelanjaan ini berpendapat bahwa pengeluaran yang seperti itu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi sebagai hasil dari mamfaat peningkatan permintaan agregat yang relative besar yang disebabkan oleh infrastruktur dasar, kemudia mereka berpendapat bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan relative kecil karena biasanya biasa saja di pake untuk belanja swasta.
  
BAB TUJUH BELAS
SEJUMLAH ISU PENTING ABAD KE DUA PULUH SATU

Belanja Militer Dan Pembangunan Ekonomi
            Bagi Negara-negara berkembang, ketergantungan pada Negara-negara maju selalou menjadi fakta tak terbentahkan dalam kehgidupan ekonominya. Kemajuan ekonomi Negara-negara berkembang sekarang mempunyai dampak yang langsung maupun tidak langsung pad kinerja perekonomian Negara-negara industri.

Lingkungan Global dan Negara-negara Berkembang
Pesatnya peningkatan produksi polutan akibat dari semakin banyaknya industri-industri mengakibatkan adanya ancaman potensial pemanasan global yang sangat mengerikan, sehingga  pemerintah harus mengontrol emisi yang di prosuksi oleh populasi domestiknya.

Kontribusi Negara-negara Kedua dan Ketiga pada Gas Rumah Kaca
            Pada tahun 200, Negara-negara berkembang berpendapatan menengah, bertanggung jawab untuk kira-kira jumlah emisi yang sama dengan yang diproduksi oleh Negara-negara maju, pada pada tahun 1980 mereka hanya memproduksi setangahnya. Disamping itu emisi dari Negara-negara berpendapatan rendah juga tumbuh dengan cepat. Dengan dasar perkapita Negara-negara berpendapatan tinggi yang populasinya jauh lebih sedikit, menyumbang jauh lebih banyak mengeluarkan emisi dibvandingkan dengan Negara-negara berkembang . disisi lain emisi per unit produksi sekarang lebih rendah di Negara maju di banding Negara berkembang berpen dapatan menegah dan rendah.

Pelestarian Hutan Hujan Barang Publik : Siapa Yang harus Membiayainya?
            Meningkatkan efisiensi penggunaan hutan hujan yang ada. Banyak kayu yang sekarang hanya dibakar untuk membuka lahan pertanian dapat dijual untuk mendapatkan uang.
Manfaat lain dari pelestarian hutan adalah pengembangan pasar untuk produk alternative hutan hujan. Sejumlah biaya pelestarian hutan hujan dapat ditutupi dengan m,engembangkan pasar untuk produk-produk hutan yang berkesinambungan.
             














No comments:

Post a Comment