Review Buku Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan Jilid 2
oleh Michael P Todaro dan Stephen Smith
BAB
SEBELAS
Perumusan
Kebijakan Pembangunan dan Peranan Negara
Pemerintah
telah memainkan peran penting dalam keberhasilan pembangunan di negara-negara
Asia Timur. Di bagian lain dunia, termasuk sejumlah negara di Afrika, Amerika
Latin dan Karibia, serta dibeberapa negara yang sedanfg mengalami masa
transisi, pemerintah justru menjadi semacam penghambat bagi pembangunan dan
bukan menjadi fasilitator, serta menghalangi mekanisme pasar alih-alih membantu
perkembangannya agar dapat berperan dalam mensukseskan pertumbuhan dan
pembangunan di negaranya. Masalah yang sebenarnya adalah bagaimana cara
mencapai keseimbangan yang tepat antara pasar swasta dan kebijakan publik.
Hakikat Perencanaan Pembangunan
Konsep-konsep dasar
Perencanaan
ekonomi diartikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan secara sengaja oleh
pemerintah untuk mengoordinasikan segenap proses pembuatan keputusan ekonomi
dalam jangka panjang, serta untuk mempengaruhi , mengarahkan dan dalam beberapa
kasus tertentu.
Perencanaan di Negara-Negara
Berkembang yang Menganut Sistem Perekonomian Campuran
Sebagaian
besar rencana pembangunan ternyata telah dirumuskan dan dilaksanakan dalam
kerangka kerja atau sistem perekonomian campuran negara-negara berkembang.
Sistem perekonomian campuran ini adalah sistem yang mengakui dan menerapkan
fungsi pasar serta perencanaan negara secara sekaligus.
Logika Perencanaan
Pembangunan
Telah
diterimanya pranata perencanaan sebagai suatu instrumen pokok pembangunan
secara luas itu bertolak dari sejumlah alasan atau logika ekonomi dan
institusional yang bersifat mendasar. Dari sekian banyak logika, kita bisa
menunjuk empat buah diantaranya yang paling sering dikemukakan, sebagai berikut
:
a. Kegagalan
pasar
b. Mobilisasi
dan alokasi sumber daya
c. Dampak
perilaku atau psikologis
d. Bantuan
luar negeri
Ekonomi
Pasar
Prasyarat sosiokultural dan
syarat-syarat ekonomi
Untuk
menciptakan suatu sistem pasar yang bisa berfungsi dengan baik diperlukan
sejumlah prasyarat sosial, institusional, legal dan kultural yang bersifat
khusus yang sayangnya amat kurang
ditemukan di negara-negara dunia ketiga.
1. Adanya
kepercayaan masyarakat secara keseluruhan
2. Kepastian
hukum dan ketertiban
3. Perlindungan
keamanan terhadap manusia dan harta benda milik pribadi
4. Adanya
susasan atau iklim persingan yang seimbang dengan kerja sama
5. Pembagian
tanggung jawab dan penyebaran kekuasaan secara tepat
6. Kesadaran
sosial di masyarakat
BAB DUABELAS
Teori Perdagangan dan Pengalaman Pembangunan
Perdagangan dan Keuangan Internasional : Beberapa Isu
Penting
Perdagangan
internasional sering memainkan peranan yang sangat penting meskipun terkadang
bukanlah peranan yang baik di sepanjang sejarah pembangunan negara-negara
berkembang. Dalam tahun-tahun belakangan ini, banyak perhatian pada isu
perdagangan dan pembangunan telah difokuskan untuk memahami keberhasilan ekspor
yang spektakuler dari Asia Timur, Taiwan, Koreo Selatan dan perekonomian negara
Asia Timur lainnya yang memolopori strategi ini, yang berhasil diikuti oleh tetangganya yang jauh lebih besar.
Arti Penting Ekspor Bagi
Berbagai Negara Berkembang
Meskipun
angka-angka volume dan nilai ekspor negara-negara dunia ketiga secara
keseluruhan merupakan indikator pola-pola perdagangan yang sangat penting bagi
semua negara-negara dunia ketiga, tetapi angka-angka agregat itu cenderung
menutupi makna relatif ekspor bagi kondisi dan kemantapan perekonomian di
masing-masing negara-negara berkembang itu sendiri yang tentu saja berlainan satu
sama lain.
Elastisitas Permintaan dan
Gejolak Pendapatan Ekspor
Hasil
akhir dari rendahnya elastisitas permintaan terhadap pendapatan itu adalah
kecenderungan terus menurunnya harga relatif dari berbagai komoditi primer.
Selain itu karena elastisitas permintaan terhadap harga atas komoditi-komoditi
primer juga cenderung rendah, maka setiap pergeseran pada kurva permintaan atau
kurva penawaran akan mengakibatkan gejolak harga yang tajam.
Teori
Tradisional Tentang Perdagangan Internasional
Fenomena
transanksidan pertukaran yang lazim disebut sebagai hubungan perdagangan itu
merupakan komponen dasar kegiatan manusia di seluruh dunia dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap orang praktis terlibat dalam transaksi, mempertukarkan
barang dengan sejumlah uang atau barang dengan barang secara langsung yang kita
kenal dengan sebutan transaksi barter.
Teori
Perdagangan dan Pembangunan: Argumen-Argumen Tradisonal
1. Perdagangan
merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara.
Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan
output negara.
2. Perdagangan
cenderung meningkatkan pemerataan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan
dalam lingkup domestik maupun internasional.
3. Perdagangan
dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangungan mereka
melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung
keunggulan komparatif.
Perdagangan yang Seimbang
dan Penyesuaian Harga Internasional
Teori
perdagangan internasional sama halnya dengan model-model ekuilibrium-umum
persaingan sempurna lainnya dalam ilmu ekonomi, bukan hanya sebuah model yang
didasarkan pada asumsi full employment, akan tetapi juga merupakan
sebuah model yang menganggap segenap harga produk dan sumber daya domestik
maupun internasional selalu fleksibel serta mampu menyesuaikan diri dengan
cepat terhadap berbagai perubahan kondisi penawaran dan permintaan.
BAB TIGA BELAS
Perdebatan
tentang Kebijakan Perdagangan: Promosi, Ekspor,
Subsitusi
Impor, dan Integritasi Ekonomi
Strategi-Strategi Perdagangan bagi Kepentingan
Pembangunan: Strategi Promosi Ekspor Versus Strategi Subsitusi Impor
Menurut
rumusan Paul Streeten, kebijakan-kebijakan pembangunan yang berorientasi ke
luar adalah suatu rangkaian kebijakan yang tidak hanya mendorong berlangsungnya
perdagangan bebas tetapi juga memungkinkan pergerakan secara bebas atas
faktor-faktor produksi (modal, tenagam kerja), perusahaan- perusahaan dan para
pelajar, perusahaan yang multinasional dan suatu sistem komunikasi yang
terbuka. Sebaliknya, strategi atau kebijakan-kebijakan yang berorientasi ke
dalam jauh lebih menekankan pada pentingnya usaha-usaha negara berkembang untuk
menciptakan suatu pendekatan pembangunan mandiri yang benar-benar sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi pembangunannya agar mereka lebih mampu mengendalikan
atau menentukan nasibnya sendiri.
Promosi Ekspor: Berorientasi
Ke Luar dan Menghadapi Hambatan-Hambatan Perdagangan
Promosi
ekspor yang dilakukan negara-negara berkembang baik itu terhadap produk-produk
primer maupun sekunder, sejak lama dipandang sebagai salah satu unsur utama
dalam setiap startegi pembangunan jangka panjang yang dapat diandalkan.
Daerah-daerah jajahan di Asia dan Afrika yang kaya akan unit-unit usaha
pertambangan dan perkebunan (milik pihak asing) merupakan contoh klasik dari
wilayah yang menerapkan kebijakan-kebijakan berorientasi ke luar bagi
produk-produk primernya.
Nilai
Tukar Valuta Asing, Pengawasan Devisa dan Keputusan Devaluasi
Nilai tukar resmi adalah suatu
patokan di mana bank sentral negara yang bersangkutan bersedia melakukan
transaksi mata uang setempat dengan mata uang asing di pasar-pasar valuta asing
yang telah ditentukan. Nilai tukar resmi atas suatu mata uang lokal
(negara-negara selain Amerika Serikat) biasanya dinyatakan dalam dollar Amerika
Serikat- sekian peso, real, pound, rupee, bath, rupiah, shilling atau yen per
dollar.
Nilai tukar resmi valuta asing tidak
selalu ditetapkan persis sama atau mendekati harga ekuilibrium ekonomi untuk
valuta asing, yaitu harga yang ditetapkan oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran terhadap suatu valuta tanpa adanya pengaturan atau intervensi dari
pemerintah (murni didasarkan pada mekanisme pasar). Nilai tukar resmi dikatakan
berlebihan apabila harga resmi valuta asing ditetapkan pada suatu tingkat,
tanpa restriksi atau pengawasan lebih lanjut dari pemerintah, akan menimbulkan
kelebihan permintaan atas valuta asing sehingga di sisi lain kuantitas mata
uang domestik dengan sendirinya menjadi berlebihan.
BAB EMPAT BELAS
Neraca Pembayaran, Utang
Negara-Negara Dunia Ketiga, dan Kontrovensi Stabilitas Makroekonomi
Neraca Pembayaran
Komponen
pertama dari neraca pembayaran adalah neraca transaksi berjalan, yaitu sebuah
neraca yang berfokus pada transaksi ekspor dan impor (barang maupun jasa),
pendapatan investasi, pembayaran cicilan dan pokok utang luar negeri serta saldo
kiriman dan transfer uang dari dan ke luar negeri baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun kalangan swasta (individual). Selanjutnya komponen neraca
pembayaran kedua adalah neraca modal, yaitu mencatat antara lain nilai
investasi pihak swasta asing secara langsung, terutama yang dilakukan oleh atau
yang berasal dari perusahaan-perusahaan multinasional, pinjaman luar negeri
yang diberikan oleh perbankan swasta internasional serta pinjaman dan hibah
dari pemerintah negara-negara lain. Komponen ketiga dan yang terakhir dari
neraca pembayaran adalah neraca tunai atau lebih sering disebut sebagai neraca
cadangan internasional, yakni suatu transaksi L. Pada dasarnya transaksi ini hanya merupakan transaksi
penyeimbang (sama halnya dengan transaksi M,
yakni suatu transaksi yang mencatat kesalahan dan penghapusan guna
mengakomodasikan selisih-selisih statistik.
Pembiayaan
(penutupan) dan Pengurangan Angka Defisit Neraca Pembayaran
Pemerintah Negara berkembang dalam menghadapi atau
menutupi deficit neraca pembayaran harus menguras cadangan internasionalnya,
kemudian pemerintah Negara-negara berkembang itu memiliki beberapa macam
pilihan kebijakan, yang pertama, mereka dapat berusaha memperbaiki kondisi
neraca pembayaran itu melalui promosi ekspor atau pembatasan impor atau dengan
melaksanakan kedua-duanya. Alternative kedua yaitu dengan cara berusaha memacu
investasi (baik investasi asing swasta secara langsung maupun investasi
portofolio) serta meningkatkan pinjaman dari bank-bank komesial internasional,
atau mencari lebih banyak bantuan dari pemerintah asing. Alternative yang
terakhir adalah dengan cara berupaya memodifikasi dampak-dampak yang merusak
dari deficit neraca pembayaran yang kronis melalui peningkatan jumlah cadangan
moneter resmi atau cadangan saham lainnya.
Krisis Utang
Pada Dekade 1980-an
Sesungguhnya
bibit-bibit dari krisis utang pada decade 1980-an itu telah ditanam pada
periode tahun 1974 – 1979, saat itu terjadi ledakan pinjaman internasional yang
hebat, yang dipercepat dengan kenaikan harga-harga minyak oleh OPEC. Sehingga
terjadi lonjakan utang yang signifikan, namun, meskipun demikian Negara-negara
berkembang masih sanggup menanggungnya, berkat kondisi iklim ekonomi
internasional pada masa itu yang bersifat mendukung.
Lonjakan jumlah utang Negara Dunia Ketiga terjadi
pasca lonjakan harga minyak pertama itu, atmosfer perekonomian internasional
yang cukup pisitif dan kondusif memungkinkan Negara berkembang untuk memacu
pertumbuhan ekonominya untuk melaksanakan kewajiban pelunanasan utang luar
negrinya, namun periode tersebut tidak bertahan lama, kejutan melonjaknya harga
minyak kedua yang terjadi pada tahun 1979 meluruhkan berbagai kondisi ekonomi
internasional yang kondusif bagi berlangsungnya arus perkreditan arus
internasional pada periode sebelumnya.
Upaya
Penanggulangan : Intensibilitas Makroekonomi, Kebijakan-kebijakan Stabilitas
IMF, serta Berbagai Kelemahannya.
Program stabilisasi IMF
Dari rangkaian berbagai masalah yang di pacu oleh
instabilitas makroekonomi yaitu lonjakan inflasi domestic yang dibarengi pula
dengan anggaran pemerintah yang memburuk dan deficit neraca pembayaran. Adalah
dengan pelaksanaan renegosiasi dengan bank-bank swasta internasional. Gagasan
dasarnya adalah melalui renegosiasi itu, bias diharapkan masa pembayaran utang
akan diperpanjang dan suku bunganya bias direndahkan atau untuk mendapatkan
pinjaman tambahan dengan syarat syarat yang ringan. Tetapi sebelum konsursium
bang internasional bersedia mempertimbangkan untuk memberikan keringanan
tersebut, mereka menuntuk agar Negara pengutang yang bersangkutan untuk
terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari IMF. Yakni dengan melaksanakan
kebijakan-kebijakan stabilitas.
Pada
dasarnya terdapat empat komponen dasar yang terkandum dalam program stabilitasi
IMF, yakni;
1. Penghapusan atau leberalisasi atas control pihak
pemerintah terhadap lalu lintas devisa impor.
2. Devaluasi nilai tukar resmi mata uang domestic
Negara-negara berkembang yang seringkali terlalu tinggi.
3. Pemberlakuan program-program antiinfalmasi domestic
serba ketat
4. Peningkatan u[paya untuk menarik danan investasi asing
dan pembukaan perekonomian terhadap hubungan-hubungan komersial internasional.
Strategi
Untuk Melepaskan Diri Dari Utang
Banyak
usulan yang telah diajukan untuk meringankan atau merenegosiasi beban utang
Negara-negara pengutang terbesar, usulannya pun bervariasi, yakni mulai dari
alokasi baru sejumlah SDR sampai dengan program restrukturisasi dalam
dasar-dasar utang yang lebih memihak Negara-negara berkembang, pembayaran pokok
pinjaman yang telah terlanjur jatuh tempo selam periode konsilidasi selama
kurun waktu tertentu.
Apakah Masalah Utang ini Telah Teratasi? Mereka Yang
Menang dan Yang Kalah.
Para
bbankir komersial dan para pelaku keuangah internasional di Negara-negara maju
secara sepihak menyatakan bahwa krisi utang tersebut telah berlalu sejak
ditanda tanganinya kesepakatan penyelesaian utang yang mirip dengan usaha Brady
denga pemerintah Argentina pada bulan april 1992, dengan pemerintah Brasil pada
bulan juli 1992. Dengan adanya kesepakatan seperti itu, kalangan perbankan internasional sudah
menutup buku utang Negara-negara dunia ketiga. Namun pada data justru
menunjukan penguatan utang yang semakin serius, ini dialami oleh Negara- Negara
Afrika, ini membuktikan bahwa Negara-negara
miskin hanya merasakn sedikit, jika ada penghapusan utang. Sebagai akibat dari
penerapan program-program stabilitas IMF yang serba ketat guna mengatasi krisis
neraca pembayaran dan beratnya beban pelunasan utang, banyak Negara-negara
berkembang pengutang terbesar yang justru terpuruk dalam laju pertumbuhan dalam
laju pertumbuhan ekonomi yang negatif, kemorosotan komsumsi perkapita, serta
menurunkan tingkat investasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi serta memperbaiki taraf hidup masyarakat banyak dimasa-masa
mendatang.
Untungnya
pada akhir decade 1990-an, IMF mulai menunjukan flesibilitasnya dan kemauannya
untuk memodifikasi resepnya, sesuai dengan beragam penyakit yang diderita oleh
pasiennya. Resep ini lebih masuk akal, lebih manusiawi, dan lebih banyak
mengandung tindakan yang diujukan bagi pembangunan daripada resep-resep beracun
yang dituliskan pada paket stabilitas sebelumnya.
BAB LIMA BELAS
KEUANGAN,
INVESTASI, DAN BANTUAN LUAR NEGRI : KONTROVERSI DAN PELUANG.
Arus Internasional Sumber Daya Keuangan.
Arus
internasional yang terwujud dalam dua bentuk, bentuk yang pertama adalah
penanaman modal asing langsung yang dilakukan pihak swasta dan investasi
portofolio. Sedangkan bentuk yang kedua adalah bantuan pembangunan resmi
pemerintah dan swasta, bantuan luar negri yang berasal dari pemerintah suatu
Negara secara individual atau dari beberapa pihak secara bersama (multilateral)
melalui perantara lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang kebanyakan bekerja
secara langsung dilingkup daerah pada Negara-negara berkembang.
Penanaman Modal Asing Swasta Secara Langsung dan
Perusahaan-Perusahaan Multinasional.
Perusahaan
multinasional pada dasarnya adalah sebuah perusahaan raksasa yang menjalankan,
memiliki serta mengendalikan operasi bisnis atau kegiatan-kegiatan usahanya
lebih dari suatu Negara.
Pertumbuhan penananaman modal asing secara
langsung/PMA yang dilakukan oleh pihak swasta 90 % tertuju pada Negara-negara
industri maju dan sebagian Negara-negara berkembang yang perekonomiannya paling
dinamis dan pertumbuhannya relative pesat. Ini tidak terlepas dari tujuan
perusahaan multinasional yang tidak tertarik untuk menunjang pembangunan suatu
Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya memaksimalkan keuntungan
atau tingkat pengembalian investasi atas setiap sen modal yang mereka tanam.
Perusahaan-perusahaan
Multinasional: Ukuran, Pola dan Tren
Terdapat dua karakteristik pokok dari perusahaan
multinasional, yaitu ukuran yang luar biasa besar dan kenyataan bahwa operasi
bisnis mereka yang tersebar keseluruh dunia itu cenderung dikelola secara
terpusat oleh para pimpinanya di markas besar induk perusahaan atauy kantor
pusatnya yang berkedudukan di Negara asal.
Secara historis, perusahaan multinasional menitik
beratkan usaha mereka dalam bidang industri ekstraktif (sekedar mengambil
kekayaan alam yang terpendam) dan komoditi-komoditi primer, misalnya minyak
bumu, bahan-bahan mineral non minyak bumi dan usaha perkebunan, namun dewasa
ini aktivitas produksi perusahaan multinasional semakin mengarah ke sector
pengolahan (manufaktur) dan jasa-jasa.
Penanaman Modal
Asing: Beberapa Pendapat Pro dan Kontra Mengenai Kehadiran serta Perananya
Dalam Pembangunan.
Kontroversi
dibidang ekonomi terkait dengan penanaman modal asing sebenarnya tidak
mempersoalkan tentang pengaruh perusahaan multinasional terhadap ukuran ekonomi
tradisional, namu bagaimana hubungan-hubungan ataupun relevansi antara
aktivitas perusahaan multinasional yang beragam itu dengan makna
social-ekonomis yang fundamental dari proses pembangunan.
Argumen
yang mendukung penenaman modal asing sebagian besar berasal dari analisis
treori neoklasik tradisional dan teori pertumbuhan. Menurut analisis ini
penanaman modal asing (dan juga bantuan luar negri) merupakan sesuatu yang
sangat positif, karena hal tersebut dapat mengisi kesenjangan antara persediaan
tabungan, cadangan devisa, penerimaan pemerintah, dan keahlain manajerial yang
terdapat di Negara penerimaannya dengan tingkat kesediaan yang dibutuhkan untuk
dapat mencapai target-target pertumbuhan dan pembangunan.
Argumen lain yang muncul yang menantang penanaman
modal swasta asing secara umum terdiri dari dua argument dasar, yaitu argument
yang semata-mata bersifat ekonomis dan argument yang lebih bersifat filosofis
atau ideologis. Secara ekonomis argemen tentang penanaman modal swasta asing di
tantang astas dasar beberapa pemikiran dan fakta-fakata, diantaranya
dampak-dampak yang dihasilkan dari operasi perusahaan [ada proses pembangunan
Negara tuan rumah dalam kenyataanyya sangat tidak merata, mereka lebih
cenderung memperhatikan manajer di sector yang memiliki penghasilan yang cukup
tinggi.
Namun sesungguhnya intisari perdebatan argument yang
disampaikan terletak pada perbedaan ideology dan pertimbangna tata nilai
mengenai hakekat dan makna dasar dari pembangunan ekonomi dan sumber-sumber
pokok yang menjadi titik tolaknya untuk tumbuh. Sedangkan kalangan yang menantang mandasarkan sikapnya
pada pemikiran dan keyakinan akan pentingnya pengawasan nasional terhadap
segenap alktifitas perekonomian domestic, serta pada usaha mengurangi dominasi
dari hubungan ketergantungan antara pemerintah Negara-negara dunia ketiga
dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang sangat kuat tersebut.
Investasi
Portofolio Swasta: Berkah Atau Musibah Bagi Negara-Negara Berkembang?
Pada
awalnya arus portofolio swasta di bursa-bursa efek disam,but secara positif,
karena dana-dana tersebut memang berpotensi sebagai wahana untuk meningktalkan
modal bagi perusahaan-perusahaan domestic. Berfungsinya bursa efek local dengan
baik yang pertumbuhannyya akan dipersubur oleh aruys portofolio tersebut. Ini
jika di tinjau dari persfektif Negara-negara berkembang.
Dari segi persfektif kebuijakan pemerintah
Negara-negara berkembang, yang menjadi maslaha adalah apakah arus dana
investasi portofolio yang berskala besar dan penuh gejolak ke dalam bursa-bursa
saham dan pasar-pasar obligasi jangka pendek mereka bersifat mendukung
stabilitas, atau justru berpotensi menggoyahkan stabilitas di pasar uang dan
perekonomian mereka secara keseluruhan.
Pada
dasarnya, meskipun arus-arus keuangan potofolio swasta telah mnegalami
peningkatan dan selanjutnya mengalami penurunan secara dramatis pada
decade-dekade terakhir ini, gejolak dalam arus keuangan tretap bereaksi
terhadap selisi suku bunga global.
BAB ENAM BELAS
KEBIJAKAN
MONETER DAN FISKAL BAGI PEMBAGUNAN
Peranan Sistem Keuangan (Moneter)
Sektor
moneter menyediakan enam fungsi utama, yaitu menyediakan jasa pemabayaran,
menghubungkan para penabung dan investor, menghasilkan dan menyebarkan
informasi, mengalokasikan pinjaman secara efisien, risiko penentuan harga,
risiko pengumpulan dan risiko perdaganganserta berfungsi untuk meningkan
likuiditas asset.
Jalan Panjang
Dan Berliku Menuju Stabilitas makroekonomi
Stabilitas
Makroekonomi memiliki tiga tujuan pokok yaitu: mengendalikan tingkat inflasi
yang terlampau tinggi dan cenderung
tidak terkendali, memperbaiki keseimbangan fiscal melalui pengurangan anggaran
belanja pemerintah, peningktan pendapatan pemerintah melaluin kenaikan
pajak-pajak kekayaan dan penghasilan baik untuk badan usaha atau perorangan dan
mereformasi system moneter nasional secara keseluruhan, serta menghapus deficit
neraca transaksi berjalan melalui pengendalian nilai tukuar uang domestic
(devaluasi) dan penggalakan ekspor.
Perbedaan antara system keuangan di Negara-negara maju
dan di Negara-nagara berkembang
Pada
dasarnya, kebijakan moneter bekerja pada dua variable ekonomi utama, yaitu
jumlah (tingkat penawaran) uang berdar agregat, serta tingkat suku bunga. Inti
dari teori monetoris adalah mengemukakan bahwa dengan mengendalikan
pertumbuhan jumlah uang yang beredar,
maka poemerintah Negara-negara maju akan dapat mnegatur kegiatan perekonomian
nasional mereka secara keseluruhan dan sekaligus juga mnegendalikan tingkat
inflamasi.
Sedangkan
institusi pasar dan lembaga-lembaga keuangan di banyak Negara-negara berkembang
justru sangat tidak teratur, terkotak-kotak tanpa sentralisasi pengawasan, dan
bahkan sering kali tergantung pada pihak luar. Oleh karena itu orientasi
merekapun sama dengan perusahaan-perusahaan multinasional, yang lebih
mnitikberatkan perhatiannya pada kepada situasi-situasi moneter eksternal dan
cenderung mengabaikan situasi-situasi internal.
Peranan Bank sentral
Peranan bank sentral di Negara maju mempunyai tanggung
jawab dan kekuasaan eksekutif yang sangat besar. Adapun fungsinya:
1. Mencetak, MENDISTRIBusikan, serta mengawasi mata uang
domestic dan mengelola cadangan devisa nasional
2. Bertindak dan berfungsi selaku banker pemerintah
3. Bank sentral berfungsi sebagai “bank unutk bank”
(terhadap bank-bank komersial domestic)
4. Manjal;ankan fungsi dan kedudukan sebagai regulator
terhadap seluruh lembaga keuangan
5. Bertindak selaku operator atau pelaksana kebijakan dan
perkereditan nasional.
Sementara itu jauh berbeda dengan peranan bank sentral
oleh Negara-negara berkembang. Perekonomian di Negara-negara berkembang hanya
berkutat pada segelintir prodek ekspor, tetapi sangat rakus terhadap
produk-produk impor yang beraneka ragam. Control terhadap harga-harga relative
diluar dari jangkauan mereka.
Dalam
kondisi sperti ini bak sentral di Negara-negara berkembang hanyalah berusaha
menanamkan kepercayaan diantara penduduk setempat dan para mitra dagang asing
terhdap kredibilitas mata uang domestic sebagai alat pertukaran dan menyimpan
kekayaan yang aman dan stabil, serta terhadap kecermatan, keandalan dan
tanggung jawab system moneter domestic.
Kebijakan Fiskal
Untuk Pembangunan
Stabilitas Makro dan Mobilisasi Sumber Daya
Sebagian
besar upaya stabilisasi makroekonomi berfokus pada pengendalian atau pemotongan
anggaran belanja pemerintah dalam rangka mencapai keseimbangan neraca anggaran.
Penarikan Pajak: Langsung dan Tidak Langsung
Pajak
langsung merupakan pajak yang ditarik dari orang-orang secara pribadi,
perusahaan dan property. Pajak ini berkontirbusi 30% hingga 40% dari pendapatn
pajak total bagi sebagian besar Negara berkembang. Sedangakan pajak tidak
langsung merupakan sumber utama pendapatan fiscal bagi Negara berkembang
seperti bea impor dan ekspor dan cukai.
Administrasi
Negara: Sumber Daya Yang Paling langka
Hampir
semua birokrasi Negara-negara berkembang mengalami kelebihan pegawai rendahan
dalam waktu bersamaan menagalami kekurangan pegawai tingkat atas yang terdidik
dan berketarampilan tinggi. Negara-negara tersebut kekurangan manajer yang berkompoten
dan mampu membuat keputusan-keputusan secara mandiri. System kepegawaian di
pemerintahan biasanya tidak memadai sehingga personilnya bias diharapkan untuk
menangani kompleksitas manajemen dari suatu perusahaan indistri yang dari waktu
ke waktu terus mningkat. Masalh utama yang turut diperumit lagi oleh ketidak
sesuaian system personalia risiko pemekaran birokrasi, keterbatassan
tenaga-tenaga ahli yang bias diandalkan, rancunya mekanisme dan aneka prosedur
kerja dan seterusnya. Semuanya ini menggambarkan
betapa seriusnya masalah keterbatasan
sumber daya manusia yang betul-betul berkualitas.
Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)
BUMN adalah unit-unit ekonomi yang dimiliki dan
dioperasikan oleh pemerintah. Perusahaan-perusahaan Negara memainkan perananya yang
sangat penting dalam perekonomian Negara-negara berkembang. Namun selain
mendukung peningkatan total output serta formasi atau pembentukan modal
nasional, disisi lain, perushaan-perusahaan Negara banyak juga menghabiskan
sumber-sumber daya dan dalam beberapa kasus bahkan menjadi beban fisikal bagi
pemerintahan.
Belanja Militer
dan Pembagunan Ekonomi
Arti Penting dan Dampak Ekonomis
Ekspansi belanja militer yang berlangsung belakangan
ini di Negara-negara dunia ketiga memunculkan perdebatan hangat mengenai dampak
belanja militer tersebut terhdap kondisi dan pembangunan ekonomi Negara-negara
dunia ketiga, yang secara umum masih sangat kekurangan sumber daya dan mereka
pun harus menanggung biaya opurtunitas dari belanja militer yang sangat mahal.
Orang-orang yang mendukung pembelanjaan ini berpendapat bahwa pengeluaran yang
seperti itu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi sebagai hasil dari
mamfaat peningkatan permintaan agregat yang relative besar yang disebabkan oleh
infrastruktur dasar, kemudia mereka berpendapat bahwa jumlah biaya yang
dikeluarkan relative kecil karena biasanya biasa saja di pake untuk belanja
swasta.
BAB TUJUH BELAS
SEJUMLAH ISU
PENTING ABAD KE DUA PULUH SATU
Belanja Militer Dan Pembangunan Ekonomi
Bagi Negara-negara berkembang,
ketergantungan pada Negara-negara maju selalou menjadi fakta tak terbentahkan
dalam kehgidupan ekonominya. Kemajuan ekonomi Negara-negara berkembang sekarang
mempunyai dampak yang langsung maupun tidak langsung pad kinerja perekonomian
Negara-negara industri.
Lingkungan Global dan Negara-negara Berkembang
Pesatnya
peningkatan produksi polutan akibat dari semakin banyaknya industri-industri
mengakibatkan adanya ancaman potensial pemanasan global yang sangat mengerikan,
sehingga pemerintah harus mengontrol
emisi yang di prosuksi oleh populasi domestiknya.
Kontribusi Negara-negara Kedua dan Ketiga pada Gas
Rumah Kaca
Pada tahun 200, Negara-negara
berkembang berpendapatan menengah, bertanggung jawab untuk kira-kira jumlah
emisi yang sama dengan yang diproduksi oleh Negara-negara maju, pada pada tahun
1980 mereka hanya memproduksi setangahnya. Disamping itu emisi dari
Negara-negara berpendapatan rendah juga tumbuh dengan cepat. Dengan dasar
perkapita Negara-negara berpendapatan tinggi yang populasinya jauh lebih
sedikit, menyumbang jauh lebih banyak mengeluarkan emisi dibvandingkan dengan
Negara-negara berkembang . disisi lain emisi per unit produksi sekarang lebih
rendah di Negara maju di banding Negara berkembang berpen dapatan menegah dan
rendah.
Pelestarian Hutan Hujan Barang Publik : Siapa Yang
harus Membiayainya?
Meningkatkan efisiensi penggunaan
hutan hujan yang ada. Banyak kayu yang sekarang hanya dibakar untuk membuka
lahan pertanian dapat dijual untuk mendapatkan uang.
Manfaat
lain dari pelestarian hutan adalah pengembangan pasar untuk produk alternative
hutan hujan. Sejumlah biaya pelestarian hutan hujan dapat ditutupi dengan
m,engembangkan pasar untuk produk-produk hutan yang berkesinambungan.
No comments:
Post a Comment