Wednesday, December 4, 2013

MANAJEMEN LIKUIDITAS



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikian sumber dana yang memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan kewajiban yang akan jatuh tempo. Atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih gaik yang dapat diduga ataupun yang tidak terduga.
Dalam perbankan manajemen likuiditas adalah salah satu hal yang penting dalam memelihara kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Untuk itu setiap bank yang beroperasi sangat menjaga likuiditasnya agar pada posisi yang ideal.
Dalam manajemen likuidtas bank berusaha untuk mempertahankan status rasio likuiditas, memperkecil dana yang menganggur guna meningkatkan pendapatan dengan resiko sekecil mungkin, serta memenuhi kebutuhan cashflownya.
Jadi tujuan manajemen likuiditas adalah mencapai cadangan yang dibutuhkan yang telah ditetapkan oleh bank sentral karena kalu tidak dipenuihi akan kena pinalti dari Bank sentral, kedua memperkecil dana yang menganggur karena kalau banyak dana yang menganggur akan mengurangi profitabilitas bank, dan mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga proyeksi cashflow dalam kondisi yang sangat mendesak misalnya penarikan dana oleh nasabah, pengambilan pinjaman
Dalam likuiditas terdapat dua resiko yaitu resiko ketika kelebihan dana dimana dana yang ada dalam bank banyak yang idle, hal ini akan menimbulkan pengorbanan tingkat bunga yang tinggi. Kedua resiko ketika kekurangan dana, akibatnya dana yang tersedia untuk mencukupi kebutuhan kewajiban jangka pendek tidak ada. Dan juga akan mendapat pinalti dari bank sentral. Kedua keadaan ini tidak diharapkan oleh bank karena akan mengganggu kinerja keuangan dan kepercayaan masyarkat terhadap bank tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika bank mengharapkan keuntungan yang maksimal akan beresikopada tingkat likuiditas yang rendah atau ketika likuiditas tinggi berarti tingkat keuntungan tidak maksimal.disini tearjadi konflik kepentingan antara mempertahankan likuiditas yang tinggi dan mencari keuntungan yang tinggi.
Pengeleloan likuiditas sangat penting bagi bank terutama untuk mengatasi resiko likuiditas yang disebabkan oleh dua hal diatas. Untuk menjaga agar resiko likuiditas ini tidak terjadi kebijakan manajemen likuiditas yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga asset jangka pendek, seperti kas, memelihara earning assetnya yang dapat dijual dengan mudah dll.Namun ketika resiko tersebut menjaga likuiditas tersebut terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank. Pertama dengan melakukan transaksi di pasar uang antar bank (interbank call money market) yaitu penempatan dana (placement/leding) dan pinjaman dana (deposit/taken/borrowing) dalam rupiah atau dengan mata uang lainnya. Kedua dengan menempatkan dana di SBI (sertifikat bank Indonesia). Ketiga membeli surat berharga pasar uang (SBPU), keempat melalui transaksi pasar lewat broker. Dimana kesemuanya itu dalam bentuk kontrak pinjam atau utang. Dimana diwaktu jatuh tempo bank mendapatkan dananya kembali ditambah dengan bunga yang telah ditetapkan.
Pasar uang diatas sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya ketika kekurangan dana. Disamping itu juga aman unutuk menempatkan kelebihan dana sehingga dana yang idle dapat menghasilkan keuntungan bagi bank sehingga mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untukmembayar bunga.
1.2.        Rumusan Masalah
a.    Apa definisi dari Liquiditas, manajemen liquiditas dan teori manajemen liquiditas
b.    Apa tujuan dari manajemen Liquiditas
c.    Bagaimana strategi untuk mengamankan liquiditas
d.    Apa saja sumber kebutuhan liquiditas
e.    Apa saja teori manajemen liquiditas

a.    Untuk mengetahui definisi dari Liquiditas, manajemen liquiditas dan teori manajemen liquiditas
b.    Untuk mengetahui tujuan dari manajemen Liquiditas
c.    Untuk mengetahui Bagaimana strategi untuk mengamankan liquiditas
d.    Untuk mengetahui Apa saja sumber kebutuhan liquiditas
e.    Untuk mengetahui apa saja teori manajemen liquiditas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi liquiditas, manajemen liquiditas dan teori manajeman liquiditas
2.1.1. Definisi Liquiditas
Beberapa penulis memberikan pengertian likuiditas dalam perspektif perbankan sebagai berikut.
a.    Joseph E. Burns
Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
b.    Oliver G Wood, Jr
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah atau deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.

c.    William M. Glavin
Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa liquiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposanya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan.

2.1.2. Manajemen Liquiditas
pengertian manajemen likuiditas menurut beberapa sumber :
a.    Duane B. Graddy
Manajemen likuiditas malibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan.

b.    Oliver G. Wood
Manajemen likuiditas melibatkan perkiraann kebutuhan dan penyediaan kas secara terus – menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun kebutuhan jangka panjang.

2.2.3. Teori Manajemen Liquiditas
Ø  Teori Manajemen Likuiditas
            Menurut Veitzhal (2007: 387) teori tentang manajemen likuiditas perbankan ini relatif hampir sama tuanya dengan ilmu perbankan. Ada empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai berikut:
1)  Commercial Loan theory
            Teori ini dianggap paling kuno, nama lian dari teori ini adalah real bills doctrine. Teori ini  mulai dikenal sekitar 2 abad  lalu. Kajian teori ini dilakukan oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal The Wealth of Nation yang diterbitkan tahun 1776. teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya(self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjaman mengandung makna untuk pembayaran kembali.

2)  Shiftability Theory
            Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya ke pada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat diterima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya kembali kepada depositornya.
3)  Anticipated Income Theory
            Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika Serikat, yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiap upaya mengalokasikan dana ditunjukkan pada sector yang feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank.
4)  The Liability Management Theory
            Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah:
a)     untuk menghadapi penarikan oleh nasabah
b)     memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo
c)     memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.

2.2. Tujuan manajemen liquiditas
Tujuan manajemen likuiditas adalah :
·         Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank sentral;
·         Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow, termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya penarikan yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo;
·         Sedapat mungkin memperkecil adanya idle funds.
2.4. Strategi mengamankan Liquiditas
Dalam rangka menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cashflow agar selalu berada dalam posisi aman, terutama dalam kondisi tingkat bunga berfluktuasi, beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh bank sbb (Raflus Rax, 1996):

·         Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank, kecuali bila tingkat bunga cenderung mengalami penurunan;
·          Melakukan diversifikasi sumber dana bank;
·          Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban
·         Memperbaiki posisi likuidias antara lain mengalihkan aset yang kurang marketable menjadi lebih marketable.
Bank dianggap likuid apabila:

·         Memiliki sejumlah likuiditas / memegang alat-alat likuid, cash assets (uang kas, rekening pada bank sentral dan bank lainnya) sama dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan.
·         Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi bank memiliki surat-surat berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas, tanpa mengalami kerugian baik sebelum / sesudah jatuh tempo.
·         Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan surat berharga dengan repurchase agreement (repo)

Ketentuan likuiditas wajib minimum :
·         Bank dalam menghimpun dana diwajibkan memelihara sejumlah likuiditas tertentu dari total DPK yang dihimpun oleh bank dlm periode tertentu.
·         Jumlah likuiditas wajib minimum tsb harus ditempatkan dalam rekening giro bank ybs pada bank sentral. Oki/ disebut Giro Wajib Minimum (GWM)
·         Ketentuan BI: GWM Rupiah adalah 5% dari total DPK Rupiah yang dihitung rata-rata harian dalam satu minggu dan harus dilaporkan ke BI
# GWM dibedakan dalam 2 kategori: GWM rupiah (5%) dan GWM valas (3%)
# Pelaporan GWM valas dilakukan oleh bank devisa, sedangkan pelaporan GWM rupiah dilakukan oleh bank devisa dan bukan bank devisa termasuk pula BPR
# Perhitungan GWM bagi analis luar menggunakan data keuangan bank yang dipublis di media.
# Ketentuan BI bank wajib mempublis laporan keuangan setiap triwulan (per 31 Maret, 30 Juni, 30 September, dan 31 Desember)
# Perhitungan GWM: Jumlah Saldo Giro pada BI / Jumlah DPK X 100% = > 5%

2.5. Sumber-sumber kebutuhan liquiditas


Sumber utama kebutuhan likuiditas bank berasal dari adanya kebutuhan antara lain untuk memenuhi :
·         Ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio.
·         Saldo rekening minimum pada bank koresponden.
·         Penarikan simpanan dalam operasional bank sehari-hari.
·         Permintaan kredit dari masyarakat.

Sejalan dengan sumber – sumber kebutuhan likuiditas di atas, maka manajemen likuiditas ini bertujuan antara lain :

KONSEP LIKUIDITAS  

Sejalan dengan pemenuhan kebutuhan likuiditas bank, maka suatu bank dianggap likuid apabila :

-Memiliki sejumlah likuiditas sama dengan jumlah kebutuhan likuiditasnya
-Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan tetapi bank mempunyai surat-surat berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas
-Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang.

KETENTUAN LIKUIDITAS WAJIB BANK
Bank dalam melakukan kegiatan usahanya terutama dalam hal penghimpunan dana di wajibkan memelihara sejumlah likuiditas tertentu dari total dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank pada suatu periode tertentu. Jumlah likuiditas yang wajib dipelihara oleh  setiap bank harus ditempatkan dalam rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. Oleh karena itu likuiditas ini disebut juga giro wajib minimum. Menurut ketentuan, besarnya Giro Wajib Minumum Rupiah adalah 5% dari total dana pihak ketiga Rupiah yang dihitung rata-rata harian dalam satu minggu. Posisi likuiditas wajib minimum tersebut harus di laporkan kepada Bank Indonesia. Ketentuan giro wajib minimum dapa dibedkan dalam dua kategori perhitungan yaitu, giro wajib dalam rupiah dan valuta asing yang besarnya 3% dari dana pihak ketiga dalam valas. Selanjutnya ketentuan pelaporan likuiditas wajib dalam valuta asing hanya berlaku bagi bank-bank yang telah memperoleh izin sebagai bank devisa. Sedangkan pelaporan likuiditas wajib dalam rupiah berlaku baik bagi bank devisa maupun bukan bank devisa termasuk Bank Perkreditan Rakyat.

4 comments:

  1. mantap gan
    ijin copas buat tugas y

    ReplyDelete
  2. maaf referensi bukunya apa saja ya kalo boleh tau....TQ

    ReplyDelete
  3. Sudahkah Anda mendapat pinjaman dari bank
    Atau ada beberapa lembaga keuangan yang menolak permintaan Anda untuk satu atau lebih alasan ?.

    KAMI MENAWARKAN SEMUA JENIS PINJAMAN DARI:
    - Pinjaman usaha,
    - Pinjaman modal,
    - Pinjaman real estat,
    - Pinjaman pribadi,
    - Pinjaman mahasiswa,
    - Pinjaman pertanian
    Dan lebih dalam berinvestasi dengan investor yang baik ... Kami menawarkan pinjaman
    untuk perusahaan dan individu dengan tingkat bunga rendah sebesar 2%. Anda berada di sebelah kanan
    tempat untuk mendapatkan pinjaman Anda

    Hubungi kami hari ini dan dapatkan masalah keuangan Anda!

    Email: MARGERTPEDROLOANCOMPANY@GMAIL.COM

    Dapatkan masalah keuangan Anda dipecahkan di sini ...

    ReplyDelete