Wednesday, April 2, 2014

Tiket terakhir

saya mulai berpikir, mungkin ketika mendengan kata itu, sontak di benak ada tentang tiket penerbangan, tiket kerata api, atau bahkan tiket konser, bukan ? ya jujur aja, hehe..
tapi saya tidak berbicara tentang tiket demikian kawan!
saya lebih serius membahas satu tiket, yang kusebut tiket terakhir kita, iya menuju PNS, PNS kawan! apa anda juga berpikir demikian, saya rasa begitu, apa salahnya jujur, hehe bercanda.
selama 4 tahun kita bercengkrama di dunia kampus, akhirnya kita sampai di suatu titik, titik puncak kawan. titik dimana kita akan menggenggam apa yang disebut mimpi, impian kita semua.
ya sebenanrnya saya menulis ini sekedar ingin bercerita tentang keseriusan saya untuk memiliki tiket itu, bukan rencana juga, sekali lagi hanya ingin sekedar bercerita kok.
kalian juga sangat bergairah untuk memiliki tiket itu bukan, ya kan ? yaudah senyum kalo sepaham ya!
baiklah, sekarang saya lebih mendalam bercerita ya.
tiket ? bukan tiket konser band-band tersohor kawan, sekali lagi bu-kan! satu tiket yang selama ini tertombak di benakku, tiket menuju PNS. iya simpelnya begitu.
iya saya tidak perlu menanyakan ke anda semua tentang persetujuan akan pernyataan saya, saya yakin anda semua sepaham. iya kan ?
berbicara tentang tiket terakhir, sebuah perkara yang boleh dikata menghantui benak andasemua. iya saya juga begitu kawan, tenang saja, anda tidak sendiri.
SKRIPSI ? kusebutnya sebagai tiket terakhir. setelah saya ucapkan kata itu, saya yakin diantara kalian ada yang tiba-tiba mengkerutkan kening, atau tersenyum lirih, atau bahkan angkat bahu geleng kepala. sama, saya pun hanya bisa menampakkan muka datar, sambari senyum gelisah tak jelas. ya begitu lah kawan.
stres! ah saya juga begitu. nyaris putus asa! ah saya pun nyaris. kadang-kadang galau, ah saya hampir tiap hari kawan. tenang saja, kita sama merasainya.
saya selalu bilang, hidup tanpa mengeluh itu kurang greget! ada yang keberatan ? lho ini kan pendapat saya pribadi, boleh dong...
boleh lah saya menceritakan sedikit ya kronologi pembuatan sebuah tulisan bersampul biru itu ya.
awalnya saya ketakutan dan dihinggapi banyak kebingungan berselung dengan pertanyaan yang sulit untuk di jawab. begini pertanyaannya, mau nulis apa ? bagaimana menulisanya ? siapa yang bisa membantu ? bagaimana bisa menyelesaikannya ? apa sulit ? siapa yang mau membantu memecahkan ? wah, sulit bukan ? sekali lagi saya bilang su-lit!
tapi akhirnya sebuah tulisan sederhana bersampul biru, kini bertengger di meja belajarku, sangat apik, sangat mengagumkan, boleh lah memuji karya sendiri, ya kan ? hehehe
saya sedang membayangkan kemarin, jari jemari saya menari di atas keyboard, mata terfokus pada satu sisi ya layar laptop, dan kening sibuk mengkerut...
kini satu titik lagi kawan, satu titik rawan, berbahaya, dan sangat serius. iya, saat pertanggungjawaban akan tulisan kita. hari yang kita nanti bukan, hari yang ingin segera kita selesaikan untuk mendapatkan mimpi, mimpu kita kawan!
saya beralih ke mimpi. saya ingin bertanya ke kawan sekalian. bukankan anda beranjak dari bangku sekolah anda ke tempat yang sekarang bukankah untuk mewujudkan suatu mimpi. berangkat dari sebuah mimpi! yang setuju silahkan tersenyum, ya tidak silahkan, ya terserah lah mau ngapain. hehe
mimpi ?
saya mulai banyak bercerita tentang mimpi ketika saya mulai jatuh cinta pada sosokn aray sang pembual paruh mimpi dalam sebuah tetralogi karya andrea hirata. yang mampu menghayutkan saya berangan tentang sebuah mimpi, mimpi awal saya, mimpi yang akan saya wujudkan hingga nantinya saya akan benar-benar hidup. wah, mendramasitir ya, ah sedikit saja boleh lah...
ingat kawan, sedikit lagi, selangkah lagi, kita akan menggenggam impian kita, membawa pulang genggaman itu untuk mereka yang sejak 4 tahun menunggu kita pulang.

SEMANGAT !

karena kita adalah separuh episode, maka jadilah yang paling getir dalam setiap perjalanan...
any way, masa tiket nonton film the raid aja mati-matian kita beli, kok buat Tiket PNS harus mikir sih. hehehe bercanda, sekali lagi bercanda...


1 comment: