Friday, January 3, 2014

Pemimpin Dipuji Tak Terbang, Dicaci Tak Tumbang!

dikutip dari Tulisan Anies Baswedan, aniesbaswedan.com

Menjadi pemimpin itu bukan soal kecerdasan, kharisma, komunikasi, tampilan, dan segala macam atribut yang biasa dilekatkan pada figur pemimpin. Menjadi pemimpin adalah soal pengakuan dari yang dipimpin, sebuah rumusan sederhana yang sering terlupakan.





  1. Pemimpin adalah orang yang diikuti kata-kata dan perbuatannya. Seseorang diakui sebagai pemimpin bila kepadanya diberikan kepercayaan. Kepercayaan adalah pilar utama pemimpin. Kepercayaan adalah kombinasi dari:
    • Kompetensi
    • Integritas
    • Kedekatan

    Ketiga faktor itu meningkatkan tingkat kepercayaan.
  2. Pemimpin dan pemimpi bedanya di huruf N. N-nya adalah Nyali. Pemimpin pada dasarnya adalah pemimpi. Pemimpi yang mimpi-mimpinya dipercaya dan diikuti. Pemimpi yang mampu mengonversi mimpi jadi realita bisa disebut sebagai pemimpin.
  3. Pemimpin selalu disorot. Pemimpin adalah manusia yang harus selalu menyadari kemanusiaannya dan sempurna bukanlah atribut yang manusiawi. Karena itu pemimpin harus selalu sadar bahwa ia berada dalam sorotan di saat ia jauh dari kesempurnaan.
  4. Pemimpin tidak mengejar penghormatan, tapi ia menjaga kehormatan. Penghormatan itu memang bisa dipanggungkan dan bisa dibeli karenanya mudah didapat. Sementara kehormatan itu tidak untuk diperjualbelikan. Jika kita menengok pada sejarah negeri besar ini maka kita temui catatan gemilang sebuah generasi.

    Republik ini didirikan oleh orang-orang yang berintegritas. Integritas itu membuat mereka jadi pemberani dan tak gentar hadapi apa pun.
  5. Pemimpin berani tegakkan integritas. Berani perangi "jual-beli" kebijakan dan jabatan, dan pemimpin yang mau bertindak tegas kepentingan rakyat "dijarah" oleh mereka yang punya akses. Republik ini butuh pemimpin yang bernyali dan menggerakkan dalam menebas penyeleweng tanpa pandang posisi atau partai.

    Republik ini perlu pemimpin yang bisa mengajak semua untuk mendorong yang macet, membongkar yang buntu, dan memangkas berbenalu. Pemimpin yang tanggap memutuskan, cepat bertindak, dan tidak toleran pada keterlambatan.
  6. Pemimpin bisa menentukan suasana. Pemimpin adalah dirigen yang menghadirkan energi, nuansa, dan aurora dalam sebuah orkestra. Pemimpin hadir membawa suasana. Memberikan arah dan greget.
  7. Pemimpin berorientasi pada gerakan. Pemimpin menjadikan semua merasa ikut memiliki tanggung jawab, merasa ikut memiliki masalah. Pendekatannya adalah gerakan bukan program sehingga semua merasa terpanggil untuk terlibat. Pemimpin yang bisa membuat semua merasa perlu berhenti lipat tangan, lalu terpanggil untuk gandeng tangan dan turun tangan.
  8. Pemimpin mengirim harapan. Kita memerlukan pemimpin yang:
    • Menginspirasi
    • Membukakan perspektif baru
    • Menyodorkan kesadaran baru
    • Menyalakan harapan jadi lebih terang

    Pemimpin yang membuat semua terpanggil untuk turun tangan, untuk bekerja bersama meraih cita-cita bersama. Pemimpin yang kata-kata dan perbuatannya menjadi pesan solid yang dijalankan secara kolosal.
Kita memerlukan pemimpin yang menggerakkan!

dan kalimat ini yang paling saya sukai, "Pemimpin Dipuji Tak Terbang, Dicaci Tak Tumbang" !

No comments:

Post a Comment