Terkadang hidup dipenuhi dengan
kebahayaan, ketakutan, keragu-raguan, ketidakyakinan, bahkan lebih dari itu.
Tapi itulah yang menarik dari hidup ini. Sebuah game saja di desain sedemikian
rupa penuh dengan kebahayaan dengan tingkatan atau level masing-masing, dan
jika game tersebut biasa-biasa saja, bahkan mungkin pecinta game tidak tertarik
untuk memainkan game tersebut, simpelnya tidak menantang. Sekali lagi tidak
menantang. Bukan begitu ?
PART I, SENYUM
Saya menempatkannya di pointer pertama.
Bahkan saya berpikir satu senyum akan mewakili beribu bentuk ungkapan perasaan
seseorang. Ya walaupun saya orangnya jarang senyum, terkesan cemberut dan
begitulah ! tapi setidaknya saya sangat tergila-gila pada mahkluk Tuhan yang
dikarunia senyum yang indah.
Kawan saya pernah bertanya, “ada apa
dengan mulut dan raut mukamu, seperti sedang dalam gumpalan benang kusut ?” kemudian
hanya ada balasan dengan muka yang semakin kusut. Dan kemudian teman saya
terlihat sangat kecewa melihat balasan pertanyaan itu. Kemudian dia melanjutkan
lagi, kamu tau tidak satu senyum bisa menularkan satu senyum ke orang lain, dan
kamu harus tau juga, satu wajah kusut dapat menularkan seribu virus kusut ke
orang lain. Seperti benang kusut yang saya maksud tadi ! bahkan seperti di
sambar petir, kalimat yang begitu datar namun sangat tajam menggesek hati. Saya
mulai berada dalam kondisi yang tidak stabil dan terngiang-ngiang akan
perkataan kawan tadi. Kemudian saya mulai sadar bahwa senyum itu penting. Pentingnya
tersurat diatas!
Seperti yang dikatakan salah satu kawan
saja juga, bahwa senyum itu salah satu faktor yang penting dalam membangun
suatu hubungan komunikasi dengan seseorang. Senyum ibarat tanda yang disepakati
secara universal bahwa seseorang senang dengan keberadaan orang di sekitarnya.
Jadi kata kuncinya ada pada “komunikasi”
PART II, KAMPUSKU TEMPAT FAVORITKU
Jakarta ibu kota negara. Sebuah
pemukiman yang indah menurutku, namun secara sekilas selalu di identikkan
dengan kemacetan, polusi, padat, dan sebagainya. kali ini saya tidak berbicara
tentang jakarta secara menyeluruh, saya hanya akan menyorot satu tempat yang 2
tahun terakhir ini saya katakan sebagai tempat favorit. Sebuah kampus yang
terdiri dari tumpukan bangunan yang telah berumur, begitulah kesan pertama
ketika merapatkan alas sepatu ke wilayah tersebut. Sebuah pos pamdal yang
terdiri dari beberapa pamdal dengan seragam setengah rapinya berjaga di depan
dekat pintu gerbang masuk yang identik dengan suara gemuruh hirup pikuk
kendaraan dan hembusan polusi. Di sebelah kiri berjejer ATM, yang bisa di
katakan menjadi salah satu nyawa untuk manusia. Di sebelah kanan tanah lapang
berumputkan hijau yang menjadi saksi bisu untuk segala kegiatan saya selama di
kampus, menyusul sebuah bangunan megah sebuah sekertariat tempat para pejabat
tangguh menghabiskan waktunya. Kemudian disusul dengan bangunan yang tak kalah
megahnya sebuah aula tempat biasa untuk melakukan aktivitas dari yang nonformal
hingga formal lainya. Berdekatan dengan itu, nampak juga bangunan tinggi
berderetan, sebuah tempat penting untuk saya dan mereka. Kelas, tempat dimana
sebagian nyawa segar saja beradu mengejar, menimba, menuntut ILMU.
Di sudut pembelokan ke arah kanan,
sebuah bangunan yang paling megah dan kokoh diantara semua bangunan menurutku,
sebuah tempat yang sangat mengagumkan, mesjid ! tempat para yang berindentitas
hamba-Nya, muslim ! malakukan ritual, berdiskusi dengan penciptanya.
Saya mulai berjalan mundur beberapa
langkah dan kemudian terhenti di sebuah titik tepat di depan sebuah bangunan yang
terlihat menyeramkan, sebuah ruangan berukuran kecil berisi tumpukan kursi dan
meja yang sedikit tidak beraturan, arsip-arsip surat dan dokumen penting, serta
seperangkat komputer. Ah semua serasa tertumpuk (tarik nafas). Itulah yang
dinamakan posko pengasuhan, sebagian nyawa segarku beradu lagi disana. Yayaya!
Hengkang lebih jauh dari posko, saya
akan menghantarkan ke sebuah tempat yang tak kalah berumurnya dengan bangunan
lain, sebuat tempat yang kusebut istana, tempat dimana 2 tahun waktuku yang
sangat singkat di kota indah ini kuhabiskan. Wisma, wisma nusantara 4 atas,
tepatnya kamar 2. Bangunan kokoh, sederhana, tak terlalu megah, namun banyak
melukiskan cerita megah. Sebuah kamar berukuran sedang, sangat pas untuk berdua
dengan saudara kamarku. Sebuah bed beralaskan seprei biru bertulis IPDN,
berselimut biru dongker, semua meja belajar turut memberikan warna dengan
sedikit tumpukan buku, serta beberapa barang favorit bertengger disana. Itulah
tempat favoritku, istana sederhanaku :)
PART III, I’m NURUL CHAERIAH
RIA, itu nama panggilan saya. nama yang manis, bukan ? haha. Saya
seorang muslim sejati , kekasih dari Allah SWT. Dan sangat mencintai Nabi
Muhammad. Sekarang saya sedang di titik
terakhir berupaya menghabiskan sisa pendidikan saya di almamater tercinta,
IPDN. Sebuah kampus fenomenal, bukan ? siapa yang tak tau. Saya yakin semua
tau, minimal pernah dengar namanya kan. kurang lebih 4 tahun saya hidup dengan rambut
pendek, dan saya sangat menyukainya *
yuhuuuu *. Saya
mencintai keluarga saya. Ayah saya, ibu saya, kakak saya dan
saudara saya. begitu banyak. Saya mencintai mereka
tanpa syarat. Saya sering mengatakan bahwa mereka adalah sumber energi dalam
hidup saya.
Saya suka Kuning.
Saya memiliki beberapa barang yang dominan terdiri dari waran kuning. Tak ada
alasan kuat mengapa saya menyukainya, ya begitulah.
Saya juga menyukai mawar. Semua
berawal ketika salah seorang teman saya sangat terlihat romantis dengan
pasangannya, pasangannya yang sering membawakannya mawar. Haha terlihat sangat
konyol, tapi ya memang awalnya begitu. Dan aku suka musik, mendengarkan musik, setiap hari hampir tanpa musik. Hobi
saya adalah menulis, menulis apa
yang saya pikirkan, pengalaman,
peristiwa luar biasa, curahan hati, dan semua tentang
rasa, tentang apa yang sedang ada dalam rasa.
salam kenal :)
ReplyDeletesinopsis otobiografi sepertinya hehe
hola. salam kenal juga. ya sepertinya begitu, hehe.
Delete