Untuk menjadi seorang pembicara
ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki, diantaranya :
A. Percaya Diri
Banyak
sekali pembicara yang gagal, atau gugup saat berbicara karena satu alasan,
tidak percaya diri, atau sering disebut under
estimate. Terlalu menilai diri kecil dibandingkan audience (penyimak). Satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah
mengubah persepsi atas apa yang akan dibicarakan. Yakinlah bahwa audien ingin
sekali mendengar dan mengambil manfaat dari apa yang dikatakan.
Atau ada pula yang merasa tidak mampu berbicara karena kekurangan dirinya, misalnya gagap atau gagu. Jangan permasalahkan kekurangan yang terjadi pada diri Anda. Bahkan ada permasalahan kekurangan yang terjadi pada diri anda. Bahkan ada sebuah cerita tentang seorang gagu yang berhasil menjadi sales buku dan dibibatkan dalam satu periode” anda tahu mengapa ? kerena ia mengetahui kekurangan dirinya, dan menjadikan kekurangan dirinya dan menjadi kelebihannya. Saat pemberian penghargaan, sang gagu yang berhasil meyakinkan konsumen itu diberikan kesempatan untuk menjelaskan rahasia kesuksesannya kepada sales lainnya.
Singkat cerita, ia pun berdiri di atas podium, semua orang sangat tidak percaya ia bisa mendapatatkan penghargaan itu, namun semuanya terkejut saat ia membuka rahasia uniknya. “se..se tiap da.. sa..saya ber.. bertemu dengan ca..calon kas..kastemer saya, se..selalu sa saya Tanya.. P..P..pak, mau beb..beli buku i..ini a.. atau sa-saya bacakan” Ungkapan terbata-bata. Semua hadirin tertawa dan bertepuk tangan dengan sangat meriah. Akhirnya semua percaya dan menegtahui rasionalisasi mengapa semua kastemer rela untuk membeli, tentu saja dari pada dibacakan oleh seorang yang gagu yang akan memakan waktu yang lama. Lebih baik beli dan baca bukunya. Hahaha
Atau ada pula yang merasa tidak mampu berbicara karena kekurangan dirinya, misalnya gagap atau gagu. Jangan permasalahkan kekurangan yang terjadi pada diri Anda. Bahkan ada permasalahan kekurangan yang terjadi pada diri anda. Bahkan ada sebuah cerita tentang seorang gagu yang berhasil menjadi sales buku dan dibibatkan dalam satu periode” anda tahu mengapa ? kerena ia mengetahui kekurangan dirinya, dan menjadikan kekurangan dirinya dan menjadi kelebihannya. Saat pemberian penghargaan, sang gagu yang berhasil meyakinkan konsumen itu diberikan kesempatan untuk menjelaskan rahasia kesuksesannya kepada sales lainnya.
Singkat cerita, ia pun berdiri di atas podium, semua orang sangat tidak percaya ia bisa mendapatatkan penghargaan itu, namun semuanya terkejut saat ia membuka rahasia uniknya. “se..se tiap da.. sa..saya ber.. bertemu dengan ca..calon kas..kastemer saya, se..selalu sa saya Tanya.. P..P..pak, mau beb..beli buku i..ini a.. atau sa-saya bacakan” Ungkapan terbata-bata. Semua hadirin tertawa dan bertepuk tangan dengan sangat meriah. Akhirnya semua percaya dan menegtahui rasionalisasi mengapa semua kastemer rela untuk membeli, tentu saja dari pada dibacakan oleh seorang yang gagu yang akan memakan waktu yang lama. Lebih baik beli dan baca bukunya. Hahaha
Nah,
sahabat. Banyak sekali diantara kita yang tidak “pede” dengan kemampuannyadiri
sendiri. Padahal mereka disana berusaha untuk tampil apa adanya dan unik, dan
terbukti berhasil. Lihat saja pelawak di TV, seperti Sule misalnya. Semakin ia
ditertawakn orang, semakin tinggi bayarannya. Begitu juga dengan Tukul, yang
menjadi miliarder karena sering mengutuk dirinya dengan sebutan “Wong Ndeso”. Jadi, jangan takut
dengan comoohan dan tertawaan orang lain saat menjadi seorang public speaker.
Justru jadikan kekurangan kita menjadi kelebhan. Seperti mereka yang sukses
terlebih dahulu.
B. Kemampuan mengendalikan massa
Untuk hal
yang satu ini, dibutuhkan teknik dan jam terbang berbicara “playing match” yang banyak. Kadangkala masanya dimana kita
berbicara di hadapan audiens yang mengantuk, lesu, belum makan, atau tempat dan
waktu yang kondusif. Bagaimana cara menyiasatinya ? banyak cara yang dapat
dilakukan seorang pembicaranya.
C. Membuat icebreaking
Icebreaking
dapat berarti memecahkan suasana yang kakumenjadi lebih cair. Ada beberapa
metode yang dapat dilakukan diantaranya: Bercerita, Menyanyi, Membuat
tebak-tebakan, berpantun. Berpuisi, humor segar yang bermanfaat.
D. Melakukan tanya jawab dan interaktif dengan
peserta
Hal ini
sangat tewpat dilakukan agar suasana menjadi lebih cair, dan peserta merasa
dilibatkan. Berikan kesempatan audience untuk bertanya, atau sebaliknya kita
stimulasi audience dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka dilibatkan.
No comments:
Post a Comment