Yang kata guruku di SD :
Inilah zamrud di Katulistiwa
Kaya alamnya, gemah ripah loh jinawi istilahnya
Ramah tamah penduduknya dan santun pula
Guruku bercerita hingga berbuih
sudut-sudut bibirnya
Kita punya tambang batu bara di Ombilin,
Tambang aspal di pulau Buto,
Biji besi di pulau Sumba
Dan tambang emas di Papua
Dahulu kala,
Rempah-rempah kita gandrungi lebah-lebah Eropa
Jangan pernah lupa, hutan-hutan Kalimantan
Adalah paru-paru dunia!
Tanpa Indonesia bumi kehilangan nafasnya!
Aku percaya dan alangkah bangga!
Lebih-lebih kata ‘kita’,
kepastian bahwa Indonesia milik bersama
Kini, 15 tahun sesudahnya, aku
bertanya-tanya :
Bohongkah Ia, guru SD-ku yang wisesa?
Karena lewat televisi
kusaksikan:
Manusia yang satu melawan manusia lain,
Bantai-membantai tak pernah usai
Jurang-jurang juga lebar menganga
Ada yang beruamh di istana raja.
Tetapi bayak yang tak punya tempat
Untuk meletakka kepala!
Ada yang makan minu hingga mabuk
Tapi kelaparan meraja lela di sudit-sudut kota!
Bohongkah guruku, atau
perputaran mas mengubah segala?
Karena kubaca di koran-koran:
Hutan Kalimantan tinggal sejengkal
Tambang-tambang tak sepenuhnya milik Indonesia
Kemana larinya?
Masuk ke pundi-pundi siapa?
Sampah
dan limbah mengental di lubuk-lubuk sungai
Penyakit
dan amarah mencuat di ujungnya
Inikah
negeri pusaka, tanah Surga di dunia?
Astaga! Puisiku hari ini
tentang Indonesia
Kumpulan semut yang mati di
gudang gula!
luar biasa... amazing puisinya
ReplyDelete