Tulisan
ini mengalir bukan berarti ada unsur mengspesialkan sosok ayah loh cuma karena
lagi ngefans sama sosok ayah aja, karena bagaimanapun gak bakalan ada kata
bahkan kalimat yang mampu membandingkan 2 sosok itu, iya ayah dan ibu kita !
setuju kan ? setuju pasti, ya kecuali kita anak yang durhaka mungkin, haha
bercanda kok.
Ada banyak
sosok ayah di dunia ini dan tentunya kita semua bangga pasti sama beliau kan,
dan bakal banyak ekspresi dan taburan kata jika kita diperintahkan untuk
menceritakan bagaimana sosok ayah yang kita punya. Apakah kalian sudah ada yang
mulai membayangkan ayah kalian, ah aku yakin pasti iya. Nah pada kesempatan ini aku akan
sedikit menceritakan bagaimana sosok ayah yang aku punya bersama kedua orang
saudaraka. Iya betapapun aku sangat mengagumi beliau sampai aku kesulitan untuk
menyusun kata yang dapat menggambarkan ungkapan kekaguman itu.
Ayahku,
iya ayahku, beliau seorang yang sangat sederhana. Memiliki tubuh yang sangat
proporsional menurutku. Badan tinggi, kulit sawo matang, bibir tipis, rambut
lebat berpadu warna hitam putih, mata tajam identik dengan kacamata, dan selalu
dengan penampilannya yang sederhana. Ayahku seorang sarjana teknik, namun karena
dia memang sangat mencintai anak-anak, makanya dia beralih untuk menjadi
seorang guru, Guru matematika ! nah itu salah satu sebab kenapa aku juga begitu
menggemari matematika, hehe. Beliau orang yang sangat santai, namun sangat tekun
dan pekerja keras. Profesinya sekarang aja sebagai seorang kepala sekolah
sangat beliau jaga dan aku betul-betul menyaksikan perjuangan keras beliau
untuk bisa sampai dititik itu.
Selain itu
ayah ada sosok yang sangat jujur, jujur terhadap keluarga dan tentunya jujur
terhadap profesinya sekarang. Iya kenapa aku bilang gitu karena pada kenyatannya
antara ayah dan mamak (panggilan aku untuk ibu) memang 2 hal yang dipersatukan
oleh Allah tanpa suatu hal sedikit pun yang disembunyikan. Ah jadi rindu sama 2
sosok itu, hehe. Begitupun terhadap profesinya sekarang, beliau adalah sosok
yang tegas, adil, dan JUJUR tentunya. Pernah suatu waktu ketika aku masih duduk
dibangku SMA, aku menemani ayah ke bank untuk mengambil uang untuk dana
sekolahnya, jarak antara rumah ke bank itu kurang lebih 1,5 jam lah menggunakan
mobil. Nah setelah dibuat estimasi dananya oleh ayah ternyata uangnya berlebih
20ribu, saat itu juga beliau langsung berniat untuk mengembalikan uangnya ke
bank. Aku terdiam aja, dan bertanya, ayah mau balikin uangnya ? harus sekarang
ayah ? dengan sosoknya yang cool, beliau bilang, ngapain harus tunggu besok
nak. Yang aku bisa ambil sih, bahwa membangun integritas dalam diri harus
dimulai dari hal kecil. Iya, aku benar-benar mengagumimu ayah.
Ayah dan
mama adalah 2 sejoli yang dipersatukan Allah untuk saling melengkapi. Mama sosok
yang agak panikan dipertemukan sama ayah yang begitu tenang dan santai.
Yang paling
penting lagi bahwa, bagi ayah, ketiga orang anaknya adalah hidupnya. Apapun beliau
pasti bakal lakukan untuk anaknya. Untuk Aku, dila, dan misba. Sampai suatu
saat ketika ada anaknya yang sakit, pasti beliau seolah berada dalam posisi
yang sangat rapuh, stress, dan sangat bingung. Iya aku tau itu dari raut
wajahnya. Walaupun sebenarnya cuma pusing kepala dikit aja pasti disuruh
bergegas cepat ke Dokter, ayah ayah hehe.
Ayah sosok
yang sangat pengertian, pengertian pada istri dan anaknya. Semua akan disiapkan
olehnya apapun yang menjadi kebutuhan anaknya dan ketika memang belum bisa dan
gak harus dipenuhi beliau pasti bakalan memberikan pengetian, dan tentunya
siapapun dari anaknya akan luluh. Ayah juga orang yang penuh dengan retorika
hehe.
yang
paling selalu aku rindukan itu sms beliau yang masuk ke inbox ku, kata-kata
yang tersusun singkat namun penuh arti, “apa
bikin na, ia na, nonton na, selesai makan na, baik-baik jeki na, dll ?”
haha itu pake dialek sulsel ya ! dalam sehari pasti selalu ada ngisi inbox ku.
Ayah, iya
ayahku, selain mamak beliau adalah sosok yang sangat enak loh buat di ajak
curhat. Sosok yang sagat persuasif ke anak-anaknya dan selalu memberikan solusi
terbaik, memberikan kesempatan pada anaknya untuk beba memikirkan jalan terbaik masing-masing sambil memebrikan saran. Dulu
beliau pernah ngasih saran, katanya kalo cari suami itu yang agamanya bagus dan
penyayang. Kalo masalah agama itu sudah mutlak nak, dan yang gak kalah penting
dia harus penyayang ya. Oke ayah aku simpan ya sarannya haha.
Dan sekarang
aku udah tumbuh besar, bentar lagi 21 tahun, ah udah makin tua aja, hehe. Lalu aku
mulai bertanya, diusiaku sekarang apa yang udah aku beri buat mereka, apa yang
sudah kuperbuat untuk membahagiakan mereka dan membuat mereka senang. Ah apa
aku anak yang durhaka ya.
Setelah aku
lulus nanti, janji yang aku tanamkan dalam hati akan aku penuhi yaitu
mengabulkan impian mereka. Impian mereka untuk menjadikan anaknya tumbuh
menjadi anak yang sholeh dan sholeha, berhasil, punya nama baik, dan
membanggakan keluarga. Iya, aku janji ayah, mamak !!!!
Masih banyak
hal untuk menggambarkan sosok ayahku, namun sulit jika harus diutarakan lewat
kata-kata, iya karena saking luar biasanya kata-katapun sepertinya udah gak
sanggup untuk mengdeskripsikannya. Agak lebay sih, tapi ya emang itulah
kenyataannya. Hehe.
Ayah yang paling juara di dunia, iya dialah
ayahku. Dan satu kalimat bahwa aku sungguh mengagumimu ayah J
No comments:
Post a Comment